Dua orang sahabat berkendaraan sepeda motor yang berbeda pergi
menuju suatu tempat yang sama. Walau berangkat secara bersamaan, tapi
keduanya tidak berjalan beriringan. Pengendara pertama memacu begitu
cepat motornya, sementara yang kedua melaju dengan kecepatan normal.
Sesekali, pengendara kedua melambatkan kendaraannya hanya untuk
memuaskan ketakjubannya dengan keindahan taman-taman di tepian jalan.
Saat itu, ia seolah sedang menumpang sebuah mobil. Hampir tak satu pun
pemandangan menarik yang luput dari pengamatannya.
“Aduh lelahnya!” ucap si pengendara pertama ketika pengendara kedua tiba di tempat tujuan.
“Kamu lelah karena menungguku?” tanya si pengendara pertama menyadari kalau ia datang sangat telat.
“Bukan. Aku lelah karena perjalanan yang begitu jauh,” sahut si pengendara pertama memastikan jawabannya.
“Sahabatku,” ucap si pengendara pertama. “Kamu lelah bukan karena
perjalanan yang jauh. Kamu lelah karena menganggap perjalanan ini
sebagai beban,” tambah si pengendara pertama lebih dalam. **
Melakoni hidup kadang seperti sedang berkendaraan menuju suatu
tempat yang teramat jauh. Untuk sebuah logika normal, perjalanan itu
pun harus secepat mungkin ditempuh untuk kemudian tiba di tempat tujuan
dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Padahal, dinamika hidup ini tidak linier seperti garis lurus yang
mempunyai simpul-simpul berjajar memenuhi titik-titik persinggahan.
Karena jika seperti itu, kita akan abai dengan sisi kehidupan lain yang
terpampang di tepian jalan.
Ada yang mudah terlihat, tapi tidak sedikit yang butuh pengamatan
penuh ketelitian. Ada yang bisa dilihat dengan mata kepala kita, tapi
juga tidak sedikit yang hanya bisa dicermati dengan ketajaman mata hati
kita.
Lalui jalan hidup ini. Cermati dan maknai dinamika sekelilingnya
sebagai daya dorong menuju tempat tujuan. Dan agar perjalanan ini tidak
sekadar beban.
sumber : www.eramuslim.com
menuju suatu tempat yang sama. Walau berangkat secara bersamaan, tapi
keduanya tidak berjalan beriringan. Pengendara pertama memacu begitu
cepat motornya, sementara yang kedua melaju dengan kecepatan normal.
Sesekali, pengendara kedua melambatkan kendaraannya hanya untuk
memuaskan ketakjubannya dengan keindahan taman-taman di tepian jalan.
Saat itu, ia seolah sedang menumpang sebuah mobil. Hampir tak satu pun
pemandangan menarik yang luput dari pengamatannya.
“Aduh lelahnya!” ucap si pengendara pertama ketika pengendara kedua tiba di tempat tujuan.
“Kamu lelah karena menungguku?” tanya si pengendara pertama menyadari kalau ia datang sangat telat.
“Bukan. Aku lelah karena perjalanan yang begitu jauh,” sahut si pengendara pertama memastikan jawabannya.
“Sahabatku,” ucap si pengendara pertama. “Kamu lelah bukan karena
perjalanan yang jauh. Kamu lelah karena menganggap perjalanan ini
sebagai beban,” tambah si pengendara pertama lebih dalam. **
Melakoni hidup kadang seperti sedang berkendaraan menuju suatu
tempat yang teramat jauh. Untuk sebuah logika normal, perjalanan itu
pun harus secepat mungkin ditempuh untuk kemudian tiba di tempat tujuan
dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Padahal, dinamika hidup ini tidak linier seperti garis lurus yang
mempunyai simpul-simpul berjajar memenuhi titik-titik persinggahan.
Karena jika seperti itu, kita akan abai dengan sisi kehidupan lain yang
terpampang di tepian jalan.
Ada yang mudah terlihat, tapi tidak sedikit yang butuh pengamatan
penuh ketelitian. Ada yang bisa dilihat dengan mata kepala kita, tapi
juga tidak sedikit yang hanya bisa dicermati dengan ketajaman mata hati
kita.
Lalui jalan hidup ini. Cermati dan maknai dinamika sekelilingnya
sebagai daya dorong menuju tempat tujuan. Dan agar perjalanan ini tidak
sekadar beban.
sumber : www.eramuslim.com
Mon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana
» update forum 2
Wed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin
» Resep Kue Pernikahan
Sat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah
» Hidup Tak Kenal Kompromi
Sat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah
» Rumah Dunia VS Akhirat
Sun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah
» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
Sat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah
» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
Tue May 10, 2011 8:16 pm by kholis
» tok tok tok...!
Mon May 09, 2011 7:43 pm by santii
» catatan da'wah
Sat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya