pribadi yang di tuntut

Setelah banyak kejadian pemboman oleh pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab dan kurang dalam memahami makna jihad. Maka banyak yang resah, terutama kalangan orangtua yang anaknya mengaji dan masyarakat pada umumnya.
Namun dari episode yang telah terjadi, yang H tangkep adalah bahwa orang bertaqwa ntu memang tidak terlihat oleh pandangan manusia namun lebih cenderung terasa.

Maksudnya terasa adalah terasa manfaatnya, tidak hanya untuk kalangan sendiri bahkan masyarakat ditempat tinggal pada umumnya..
terasa nyamannya; cocok bergaul kemana aja selama ntu wajar dan terjaga..
terasa kangennya; mengobati rasa kangen minimalnya senatiasa ingat akan apa yang pernah diomongin dan dilakuinnya..
terasa sabar dan syukurnya; melihat kehidupannya enak-enak aja walaupun sebenarnya banyak cobaan dan nikmat yang ia dapat..
terasa kesehatan yang seimbang; ruhy dari intensitas ibadahnya, jasad dari pola hidupnya, fikryahnya dari prestasi ilmu yang ia dapat..

Allohu'alam bish showwab.. perkara yang telah ditulis di atas ntu hanya penilaian dari mata manusia yang masih penuh khilaf dan salah.
Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga bermanfaat dan bisa mengamalkan.















*) buat admint, tafadhol aja klo tulisan ini mo di pindah.. =)

Diri ini memang harus dituntut tuk mempelajari Islam secara utuh tidak partial. Sehingga tidak terjadi dalam perilaku kita, bahwa Islam itu sempit. Islam bukan hanya sholat, Islam bukan hanya jihad, Islam bukan hanya belajar qur'an, Namun Islam adalah perilaku kehidupan yang membawa Rahmah (kasih sayang) serta jalan menuju RidhoNya.

Apapun yang kita lakukan harus merujuk kepada Al-Qur'an dan Assunah dengan baik dan benar serta tidak partial. Dan tidak pernah melepaskan antara Teks serta konteks yang ada di Al-qur'an dan As-Sunnah.

Islam for our life-

Wallahu A'lam.

iya belajar menjadi seorang muslim yang baik itu tidak bisa setengah, tapi sungguh kasian sekali pribadi yang menurut antum "terasa" itu jika dibarengi dengan kalahnya pemikirannya bahkan mengikuti akan doktrin dari media2 informasi yang ada sekrg, yang hampir nota benenya dalam kondisi "aneh",sehingga membuat orang tua, sanak saudara, bahkan kita sendiri berpikiran demikian (pembom/teroris/pihak bertanggung jawab adalah ISLAM),
siapa yang sebenrnya terorist, siapa sebenernya extrimis??
teringat akan salah satu ustad yang pernah berkata
"tuduhan pembunuhan orang tak bersalah, terorism, pertumpahan darah, dan barbarisme adalah tuduhan usang, yang sepanjang sejarah selalu diucapkan oleh penjajah dan tiran kepada mujahidin dan pejuang kemerdekaan, baik yang muslim/non-muslim, suatu target dari pemalsuan informasi perang yang dikorbankan musuh islam dan sekutunya, ketika mereka menuduh mujahdin membunuh orang tak bersalah, dan saat yang sama membenarkan membantai jutaan orang dengan dalih " itu adalah syarat dari operasi pertempuran", contoh diantara kekurang ajaran mereka, membunuh ratusan muslim di afganistan, kemudian menuduh taliban sebagai penyebabnya karena berbaur dengn mereka, sekiranya yang mereka tuduh (yang kalian sebut "terorist" ini atau "terorist itu), dan perang informasi dilancarkan terhadapnya. tetapi bagaimana dengan anda??? anda, wahai muslim: bagaimana sikap anda terhadap apa yang terjadi? anda akan mempertanggung jawabkannya di hari kiamat, dan Allah tidak akan bertanya kepadamu apakah yang dilakukan (menurut kalian "terorist" ini atau "terorist itu") benar atau salah. jadi janganlah menjadi korban kampanye penyesatan yang diarahkan kepada anda untuk mengelabuhi anda dan menjauhi jihad, andaikan (yang kalian sebut "terorist" ini atau "terorist itu) belum berdiri, apakah anda membolehkan musuh menduduki negeri-negeri islam dan menyebarkan kerusakan kepada mereka?"

wallahu a'lam
semoga ada manfaat

hmm,berbagi pengalaman jg
ane adalah orang yg pernah berkecimpung di hal2 jihad yg g jelas tersebut,dampak efeknya bagi ane sekarang sangat besar,merubah kehidupan ane 175 derajat (belum 180)

memang ketaqwaan selalu harus dibentuk dan dipertahankan sejak hidayah datang ke kita,jgn sampai diri ni tertutupi maksiat2.
belum lagi keistiqomahan kita diuji,seperti ane yg selalu saja dipertanyakan oleh keluarga mengenai kegiatan ane sehari2,ibu ane mengalami trauma setelah apa yg pernah ane alami,bahkan bisa2 salah persepsi dengan apa yg ane lakukan sekarng,seperti liqo2,kajian,dll
namun dalam hal itu,pribadi tetap dituntut selalu istiqomah walau pandangan2 ngga enak datang,InsyaAlloh dengan sikat kita,orang lain pun dapat melihat kebnaran dan konsistensi di dalam kita
wallahualam

secaranya nyata nya seperti apa bang/ka(semua kakak2)?
sangat sulit na rasa... dan butuh wktu lama....untuk meyakinkan beliau2 kalau anaknya itu tidak ada sangkut pautnya dari mreka yg teroris...

mnurut na apa yang teroris itu paparkan tentang ilmu ke islamannya, tidak sepenuhnya salah,,,dan cara mempraktekannya yg tidak baik...

mungkin kalo Rasulullah ada di sini saat ini... mreka akan diapain ya ma Rasul...??? kayaknya mau ngadu ma Rasul deh na...kesel ma teroris...

gmn caranya na??hmm..berbagi pengalaman aja c...

yg paling penting tu komunikasi..ga cuman dari kitanya sendiri yg ngomong klo kita tu ikut liqo, dateng ke kajian, dll,dsb,,,tp, coba buka semua indra kita n lakukan diskusi ke orangtua atau sodara2 kita ttg apa yg kita lakukan...

diskusi itu harus dua arah, krn pastinya dengan semakin "heboh" situasi skrg, klo kita sendiri ga jelasin sejelas2nya, ya orang2 bakal kurang percaya ma kita, terutama orangtua,,wajarlah itu...

dan lagi, luangin waktu buat ngomong ttg apa yg kita lakuin sekarang, kondisi kita di kuliahan, tempat kerja, pemikiran kita ttg sesuatu, impian kita ke depan seperti apa, cita-cita, dan lainnya...yg pasti harus dijawab sesuai dengan AlQur'an dan AsSunnah...

knp orangtua masih bertanya2 "bener ga y anak ku di jalan yg benar"?mungkin dari kitanya sendiri belum bisa ngeyakinin lewat tindakan kita, perubahan sifat dan sikap kita dari usia remaja ke usia sekarang ini...

perubahan dapat terlihat klo kita baik, tapi pemikiran kan belum tentu,,,itulah gunanya diskusi dari hati ke hati ke keluarga..biar kita bisa dipercaya n ngeyakinin keluarga klo kita "insyaallah ga ke jalan yg salah"...

memang, klo komunikasi lambat prosesnya, tp klo sering kan..jd lebih cepat..ya tho??

"iya saya seorang terorrist... seorang terrorist untukmu wahai para perusak negaraku, perusak Agamaku, perusak saudara-saudari muslimku, biarpun seluruh dunia menjelek2i-ku, bahkan saudara semuslimkupun menghinaku, tapi Insya Allah tak akan goyah azzam ini untuk membelamu wahai saudara semuslimku, aku percaya Hanya Allah yang mengetahui apakah buruk atau tidaknya diriku, apakah kalian menunggu hingga akhirnya kita mati dan mengetahui siapa dibalik kebodohan ini..?"(Abdullah muaz)