Forumnya LDK FARIS UG

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Bersama Anda Membangun Islam

Login

Lupa password?

Like/Tweet/+1

Latest topics

» Newbie!!... silahkan perkenalkan dirinya disini... ^^
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptyMon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana

» update forum 2
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptyWed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin

» Resep Kue Pernikahan
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptySat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah

» Hidup Tak Kenal Kompromi
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptySat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah

» Rumah Dunia VS Akhirat
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptySun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah

» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptySat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah

» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptyTue May 10, 2011 8:16 pm by kholis

» tok tok tok...!
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptyMon May 09, 2011 7:43 pm by santii

» catatan da'wah
SPEAKING TIPS~~~<3 EmptySat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya

Gallery


SPEAKING TIPS~~~<3 Empty

Top posting users this month

No user

Top posting users this week

No user

    SPEAKING TIPS~~~<3

    yu2n
    yu2n
    Senior Member
    Senior Member


    Jumlah posting : 315
    HP : 321
    Reputation : 5
    Registration date : 06.02.09
    Age : 35
    Lokasijakarta

    SPEAKING TIPS~~~<3 Empty SPEAKING TIPS~~~<3

    Post by yu2n Wed Feb 18, 2009 9:48 pm

    Don Gabor, penulis "Speaking Your Mind in 101 Difficult Situations",
    memberi tips ringkas yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
    komunikasi Anda. Tips Don Gabor ini mudah diingat sebagai tips yang
    taktis, yaitu TACTFUL.

    TACTFUL adalah ringkasan dari beberapa poin yaitu:

    T = Think
    A = Apologize
    C = Converse
    T = Time
    F = Focus
    U = Uncover
    L = Listen

    THINK BEFORE YOU SPEAK

    Pikirlah dahulu, sebelum bicara.

    Selama Anda belum berbicara, kata-kata Anda adalah tawanan Anda. Jika
    Anda telah bicara, maka Andalah yang menjadi tawanan kata-kata Anda.
    Pikirkan akibat dan dampak dari kata-kata Anda, daripada Anda nanti
    menyesalinya. Ini sama sekali tidak absurd dan bukan sesuatu yang
    terlalu sulit untuk dilakukan. Anda hanya perlu melatihnya dengan
    cara yang mudah, yaitu dengan membiasakan memperpanjang jeda di
    antara kata-kata Anda.

    Atau, Anda bisa melatih metode "Monk Talks" yang dikembangkan oleh QA
    Communication. Metode ini mengadopsi gaya bicara para ulama,
    biarawan, rohaniawan, dan spiritualis yang biasanya efisien dalam
    berbicara. Secara umum, mereka lebih memilih untuk setia pada konsep
    ini.

    APOLOGIZE QUICKLY WHEN YOU BLUNDER

    Segeralah meminta maaf, jika Anda merasa telah mengeluarkan kata-kata
    yang blunder.

    Apalagi, jika Anda menyadari bahwa kata-kata Anda telah menyakiti
    lawan bicara Anda. Kata-kata yang Anda keluarkan akan
    melesat seperti roket, tajamnya bak silet, dan ujungnya lancip
    seperti jarum suntik. Dengan segera, kata-kata Anda akan tiba
    di gendang telinga lawan bicara Anda. Waspadalah, kata-kata Anda
    mungkin tidak akan hanya ngendon di sana, tapi langsung
    menghunjam ke ulu hatinya. Jika Anda merasa telah melakukannya,
    segeralah meminta maaf. Dan untuk yang satu ini, Anda tidak
    perlu menunda-nunda lagi.

    CONVERSE, DON'T COMPETE

    Masih ingat "the bigger fish syndrome", alias "perlombaan bicara"?
    Hindari.

    Jika Anda berbicara dengan seseorang, ingatlah bahwa itu bukan sebuah
    pertandingan. Bukan untuk balapan, dan bukan untuk menang.
    Sebaliknya, bicara adalah untuk mencari persamaan dan saling
    pengertian, bertukar informasi, atau memahami perbedaan.

    TIME YOUR COMMENTS

    Jika Anda merespon, menimpali, atau mengomentari kata-kata lawan
    bicara Anda, ukurlah waktu Anda.

    Tepatnya: Waktu Anda berdua. Anda tidak perlu menjadi "rakus" dan
    memborong seluruh sesi bicara. Mengapa? Dengan lebih banyak
    bicara, maka Anda akan kurang mendengar. Itu artinya, Anda kurang
    menghargai lawan bicara Anda.

    FOCUS ON BEHAVIOUR, ON PERSONALITY

    Fokuslah pada perilaku lawan bicara secara objektif, bukan pada
    pribadinya secara subjektif.

    Responlah hanya kata-katanya, perilakunya, emosi positifnya, atau
    cara pandangnya. Jangan bereaksi dengan menghakimi, dengan
    mempermasalahkan seleranya, dengan mempertanyakan prinsip hidupnya,
    atau pilihan dan keputusannya. Kecuali, jika Anda dokternya dan dia
    pasiennya, Anda suami dan dia istri, Anda orang tua dan dia anak Anda
    sendiri. Pasangan-pasangan bicara yang disebut terakhir ini, memang
    memerlukan pendekatan yang sifatnya personal dan emosional.

    UNCOVER HIDDEN FEELING

    Keahlian berkomunikasi Anda akan meningkat pesat kualitasnya, jika
    Anda mulai mempertimbangkan untuk melatih kepekaan Anda, dalam
    melihat berbagai perasaan lawan bicara, yang tidak nampak atau
    muncul ke permukaan.

    Waspadailah bahwa lawan bicara Anda tersenyum, tapi mungkin ia justru
    tersinggung. Anda tidak akan bisa mengetahui isi hatinya. Tapi
    emosinya, sangat tergantung pada kata-kata Anda kepadanya. Tidak
    setiap orang ekspresif. Tidak setiap orang, mau menunjukkan
    perasaannya dengan jujur dan terbuka.

    LISTEN FOR FEEDBACK

    Untuk apakah Anda mendengar? Untuk mendapatkan respon dan feedback.

    Apa artinya feedback dalam komunikasi? Feedback adalah pengalaman.
    Pengalaman adalah gambaran skalar (bukan seperti vektor yang punya
    arah). Dalam kacamata seorang komunikator, feedback harus dilihat
    sebagai sesuatu yang statik, bukan sesuatu yang bergerak menyerang.

    Jika Anda sedang bicara berdua saja, kemudian lawan bicara Anda
    menjadi marah, maka hampir bisa dipastikan bahwa kemarahannya
    adalah akibat dari kata-kata Anda. Kata-kata Anda membuatnya
    tersinggung, kemudian ia meresponnya dengan marah. Itulah feedback
    untuk Anda. Kemarahannya itu - dari kacamata komunikasi - bukanlah
    serangan balik untuk Anda. Akan tetapi, hanya ekspresi dari
    pengalamannya mendengar dan merasakan efek dari kata-kata Anda. Dan
    bagi Anda, kemarahan itu adalah feedback yang Anda peroleh akibat kata
    -kata Anda. Bukan serangan untuk Anda, sebab rasa marah itu adalah
    pengalaman pribadi lawan bicara Anda, dengan segala hak yang
    dimilikinya.

    Hanya dengan penyikapan yang benar terhadap feedback, Anda akan
    menjadi komunikator yang stabil, tidak mudah terpancing secara
    emosional, dan tidak gampang terjebak dalam situasi debat yang
    tidak sehat.

    DOS - DON'T

    Untuk melengkapi tips TACTFUL di atas, berikut ini adalah resep
    tentang apa yang harus Anda lakukan, dan apa yang tidak boleh
    Anda lakukan, saat berbicara dengan seseorang.

    DO

    - Langsung, tidak berbelit dan lemah-lembut.
    - Beri lawan bicara Anda ruang privasi.
    - Pahami bahwa apapun yang tokcer bagi Anda, belum tentu bekerja
    baginya.
    - Katakan poin yang penting terlebih dahulu, lalu tawarkan detilnya.
    - "Dengarlah" perasaan tersembunyi dari lawan bicara Anda.

    DON'T

    - Kasar dan memaksa.
    - Merasa superior dan sarkastik.
    - Menyerang secara pribadi dan mempermalukan.
    - Berharap lawan bicara akan selalu setuju dengan Anda.
    - Berharap lawan bicara akan selalu mengikuti nasehat Anda.
    - Menawarkan solusi yang sulit dilaksanakan lawan bicara. No

    SUMBER : genenetto.blogspot.com

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 4:51 am