Don Gabor, penulis "Speaking Your Mind in 101 Difficult Situations",
memberi tips ringkas yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
komunikasi Anda. Tips Don Gabor ini mudah diingat sebagai tips yang
taktis, yaitu TACTFUL.
TACTFUL adalah ringkasan dari beberapa poin yaitu:
T = Think
A = Apologize
C = Converse
T = Time
F = Focus
U = Uncover
L = Listen
THINK BEFORE YOU SPEAK
Pikirlah dahulu, sebelum bicara.
Selama Anda belum berbicara, kata-kata Anda adalah tawanan Anda. Jika
Anda telah bicara, maka Andalah yang menjadi tawanan kata-kata Anda.
Pikirkan akibat dan dampak dari kata-kata Anda, daripada Anda nanti
menyesalinya. Ini sama sekali tidak absurd dan bukan sesuatu yang
terlalu sulit untuk dilakukan. Anda hanya perlu melatihnya dengan
cara yang mudah, yaitu dengan membiasakan memperpanjang jeda di
antara kata-kata Anda.
Atau, Anda bisa melatih metode "Monk Talks" yang dikembangkan oleh QA
Communication. Metode ini mengadopsi gaya bicara para ulama,
biarawan, rohaniawan, dan spiritualis yang biasanya efisien dalam
berbicara. Secara umum, mereka lebih memilih untuk setia pada konsep
ini.
APOLOGIZE QUICKLY WHEN YOU BLUNDER
Segeralah meminta maaf, jika Anda merasa telah mengeluarkan kata-kata
yang blunder.
Apalagi, jika Anda menyadari bahwa kata-kata Anda telah menyakiti
lawan bicara Anda. Kata-kata yang Anda keluarkan akan
melesat seperti roket, tajamnya bak silet, dan ujungnya lancip
seperti jarum suntik. Dengan segera, kata-kata Anda akan tiba
di gendang telinga lawan bicara Anda. Waspadalah, kata-kata Anda
mungkin tidak akan hanya ngendon di sana, tapi langsung
menghunjam ke ulu hatinya. Jika Anda merasa telah melakukannya,
segeralah meminta maaf. Dan untuk yang satu ini, Anda tidak
perlu menunda-nunda lagi.
CONVERSE, DON'T COMPETE
Masih ingat "the bigger fish syndrome", alias "perlombaan bicara"?
Hindari.
Jika Anda berbicara dengan seseorang, ingatlah bahwa itu bukan sebuah
pertandingan. Bukan untuk balapan, dan bukan untuk menang.
Sebaliknya, bicara adalah untuk mencari persamaan dan saling
pengertian, bertukar informasi, atau memahami perbedaan.
TIME YOUR COMMENTS
Jika Anda merespon, menimpali, atau mengomentari kata-kata lawan
bicara Anda, ukurlah waktu Anda.
Tepatnya: Waktu Anda berdua. Anda tidak perlu menjadi "rakus" dan
memborong seluruh sesi bicara. Mengapa? Dengan lebih banyak
bicara, maka Anda akan kurang mendengar. Itu artinya, Anda kurang
menghargai lawan bicara Anda.
FOCUS ON BEHAVIOUR, ON PERSONALITY
Fokuslah pada perilaku lawan bicara secara objektif, bukan pada
pribadinya secara subjektif.
Responlah hanya kata-katanya, perilakunya, emosi positifnya, atau
cara pandangnya. Jangan bereaksi dengan menghakimi, dengan
mempermasalahkan seleranya, dengan mempertanyakan prinsip hidupnya,
atau pilihan dan keputusannya. Kecuali, jika Anda dokternya dan dia
pasiennya, Anda suami dan dia istri, Anda orang tua dan dia anak Anda
sendiri. Pasangan-pasangan bicara yang disebut terakhir ini, memang
memerlukan pendekatan yang sifatnya personal dan emosional.
UNCOVER HIDDEN FEELING
Keahlian berkomunikasi Anda akan meningkat pesat kualitasnya, jika
Anda mulai mempertimbangkan untuk melatih kepekaan Anda, dalam
melihat berbagai perasaan lawan bicara, yang tidak nampak atau
muncul ke permukaan.
Waspadailah bahwa lawan bicara Anda tersenyum, tapi mungkin ia justru
tersinggung. Anda tidak akan bisa mengetahui isi hatinya. Tapi
emosinya, sangat tergantung pada kata-kata Anda kepadanya. Tidak
setiap orang ekspresif. Tidak setiap orang, mau menunjukkan
perasaannya dengan jujur dan terbuka.
LISTEN FOR FEEDBACK
Untuk apakah Anda mendengar? Untuk mendapatkan respon dan feedback.
Apa artinya feedback dalam komunikasi? Feedback adalah pengalaman.
Pengalaman adalah gambaran skalar (bukan seperti vektor yang punya
arah). Dalam kacamata seorang komunikator, feedback harus dilihat
sebagai sesuatu yang statik, bukan sesuatu yang bergerak menyerang.
Jika Anda sedang bicara berdua saja, kemudian lawan bicara Anda
menjadi marah, maka hampir bisa dipastikan bahwa kemarahannya
adalah akibat dari kata-kata Anda. Kata-kata Anda membuatnya
tersinggung, kemudian ia meresponnya dengan marah. Itulah feedback
untuk Anda. Kemarahannya itu - dari kacamata komunikasi - bukanlah
serangan balik untuk Anda. Akan tetapi, hanya ekspresi dari
pengalamannya mendengar dan merasakan efek dari kata-kata Anda. Dan
bagi Anda, kemarahan itu adalah feedback yang Anda peroleh akibat kata
-kata Anda. Bukan serangan untuk Anda, sebab rasa marah itu adalah
pengalaman pribadi lawan bicara Anda, dengan segala hak yang
dimilikinya.
Hanya dengan penyikapan yang benar terhadap feedback, Anda akan
menjadi komunikator yang stabil, tidak mudah terpancing secara
emosional, dan tidak gampang terjebak dalam situasi debat yang
tidak sehat.
DOS - DON'T
Untuk melengkapi tips TACTFUL di atas, berikut ini adalah resep
tentang apa yang harus Anda lakukan, dan apa yang tidak boleh
Anda lakukan, saat berbicara dengan seseorang.
DO
- Langsung, tidak berbelit dan lemah-lembut.
- Beri lawan bicara Anda ruang privasi.
- Pahami bahwa apapun yang tokcer bagi Anda, belum tentu bekerja
baginya.
- Katakan poin yang penting terlebih dahulu, lalu tawarkan detilnya.
- "Dengarlah" perasaan tersembunyi dari lawan bicara Anda.
DON'T
- Kasar dan memaksa.
- Merasa superior dan sarkastik.
- Menyerang secara pribadi dan mempermalukan.
- Berharap lawan bicara akan selalu setuju dengan Anda.
- Berharap lawan bicara akan selalu mengikuti nasehat Anda.
- Menawarkan solusi yang sulit dilaksanakan lawan bicara.
SUMBER : genenetto.blogspot.com
memberi tips ringkas yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
komunikasi Anda. Tips Don Gabor ini mudah diingat sebagai tips yang
taktis, yaitu TACTFUL.
TACTFUL adalah ringkasan dari beberapa poin yaitu:
T = Think
A = Apologize
C = Converse
T = Time
F = Focus
U = Uncover
L = Listen
THINK BEFORE YOU SPEAK
Pikirlah dahulu, sebelum bicara.
Selama Anda belum berbicara, kata-kata Anda adalah tawanan Anda. Jika
Anda telah bicara, maka Andalah yang menjadi tawanan kata-kata Anda.
Pikirkan akibat dan dampak dari kata-kata Anda, daripada Anda nanti
menyesalinya. Ini sama sekali tidak absurd dan bukan sesuatu yang
terlalu sulit untuk dilakukan. Anda hanya perlu melatihnya dengan
cara yang mudah, yaitu dengan membiasakan memperpanjang jeda di
antara kata-kata Anda.
Atau, Anda bisa melatih metode "Monk Talks" yang dikembangkan oleh QA
Communication. Metode ini mengadopsi gaya bicara para ulama,
biarawan, rohaniawan, dan spiritualis yang biasanya efisien dalam
berbicara. Secara umum, mereka lebih memilih untuk setia pada konsep
ini.
APOLOGIZE QUICKLY WHEN YOU BLUNDER
Segeralah meminta maaf, jika Anda merasa telah mengeluarkan kata-kata
yang blunder.
Apalagi, jika Anda menyadari bahwa kata-kata Anda telah menyakiti
lawan bicara Anda. Kata-kata yang Anda keluarkan akan
melesat seperti roket, tajamnya bak silet, dan ujungnya lancip
seperti jarum suntik. Dengan segera, kata-kata Anda akan tiba
di gendang telinga lawan bicara Anda. Waspadalah, kata-kata Anda
mungkin tidak akan hanya ngendon di sana, tapi langsung
menghunjam ke ulu hatinya. Jika Anda merasa telah melakukannya,
segeralah meminta maaf. Dan untuk yang satu ini, Anda tidak
perlu menunda-nunda lagi.
CONVERSE, DON'T COMPETE
Masih ingat "the bigger fish syndrome", alias "perlombaan bicara"?
Hindari.
Jika Anda berbicara dengan seseorang, ingatlah bahwa itu bukan sebuah
pertandingan. Bukan untuk balapan, dan bukan untuk menang.
Sebaliknya, bicara adalah untuk mencari persamaan dan saling
pengertian, bertukar informasi, atau memahami perbedaan.
TIME YOUR COMMENTS
Jika Anda merespon, menimpali, atau mengomentari kata-kata lawan
bicara Anda, ukurlah waktu Anda.
Tepatnya: Waktu Anda berdua. Anda tidak perlu menjadi "rakus" dan
memborong seluruh sesi bicara. Mengapa? Dengan lebih banyak
bicara, maka Anda akan kurang mendengar. Itu artinya, Anda kurang
menghargai lawan bicara Anda.
FOCUS ON BEHAVIOUR, ON PERSONALITY
Fokuslah pada perilaku lawan bicara secara objektif, bukan pada
pribadinya secara subjektif.
Responlah hanya kata-katanya, perilakunya, emosi positifnya, atau
cara pandangnya. Jangan bereaksi dengan menghakimi, dengan
mempermasalahkan seleranya, dengan mempertanyakan prinsip hidupnya,
atau pilihan dan keputusannya. Kecuali, jika Anda dokternya dan dia
pasiennya, Anda suami dan dia istri, Anda orang tua dan dia anak Anda
sendiri. Pasangan-pasangan bicara yang disebut terakhir ini, memang
memerlukan pendekatan yang sifatnya personal dan emosional.
UNCOVER HIDDEN FEELING
Keahlian berkomunikasi Anda akan meningkat pesat kualitasnya, jika
Anda mulai mempertimbangkan untuk melatih kepekaan Anda, dalam
melihat berbagai perasaan lawan bicara, yang tidak nampak atau
muncul ke permukaan.
Waspadailah bahwa lawan bicara Anda tersenyum, tapi mungkin ia justru
tersinggung. Anda tidak akan bisa mengetahui isi hatinya. Tapi
emosinya, sangat tergantung pada kata-kata Anda kepadanya. Tidak
setiap orang ekspresif. Tidak setiap orang, mau menunjukkan
perasaannya dengan jujur dan terbuka.
LISTEN FOR FEEDBACK
Untuk apakah Anda mendengar? Untuk mendapatkan respon dan feedback.
Apa artinya feedback dalam komunikasi? Feedback adalah pengalaman.
Pengalaman adalah gambaran skalar (bukan seperti vektor yang punya
arah). Dalam kacamata seorang komunikator, feedback harus dilihat
sebagai sesuatu yang statik, bukan sesuatu yang bergerak menyerang.
Jika Anda sedang bicara berdua saja, kemudian lawan bicara Anda
menjadi marah, maka hampir bisa dipastikan bahwa kemarahannya
adalah akibat dari kata-kata Anda. Kata-kata Anda membuatnya
tersinggung, kemudian ia meresponnya dengan marah. Itulah feedback
untuk Anda. Kemarahannya itu - dari kacamata komunikasi - bukanlah
serangan balik untuk Anda. Akan tetapi, hanya ekspresi dari
pengalamannya mendengar dan merasakan efek dari kata-kata Anda. Dan
bagi Anda, kemarahan itu adalah feedback yang Anda peroleh akibat kata
-kata Anda. Bukan serangan untuk Anda, sebab rasa marah itu adalah
pengalaman pribadi lawan bicara Anda, dengan segala hak yang
dimilikinya.
Hanya dengan penyikapan yang benar terhadap feedback, Anda akan
menjadi komunikator yang stabil, tidak mudah terpancing secara
emosional, dan tidak gampang terjebak dalam situasi debat yang
tidak sehat.
DOS - DON'T
Untuk melengkapi tips TACTFUL di atas, berikut ini adalah resep
tentang apa yang harus Anda lakukan, dan apa yang tidak boleh
Anda lakukan, saat berbicara dengan seseorang.
DO
- Langsung, tidak berbelit dan lemah-lembut.
- Beri lawan bicara Anda ruang privasi.
- Pahami bahwa apapun yang tokcer bagi Anda, belum tentu bekerja
baginya.
- Katakan poin yang penting terlebih dahulu, lalu tawarkan detilnya.
- "Dengarlah" perasaan tersembunyi dari lawan bicara Anda.
DON'T
- Kasar dan memaksa.
- Merasa superior dan sarkastik.
- Menyerang secara pribadi dan mempermalukan.
- Berharap lawan bicara akan selalu setuju dengan Anda.
- Berharap lawan bicara akan selalu mengikuti nasehat Anda.
- Menawarkan solusi yang sulit dilaksanakan lawan bicara.
SUMBER : genenetto.blogspot.com
Mon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana
» update forum 2
Wed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin
» Resep Kue Pernikahan
Sat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah
» Hidup Tak Kenal Kompromi
Sat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah
» Rumah Dunia VS Akhirat
Sun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah
» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
Sat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah
» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
Tue May 10, 2011 8:16 pm by kholis
» tok tok tok...!
Mon May 09, 2011 7:43 pm by santii
» catatan da'wah
Sat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya