Para ahli sejarah Islam sepakat bahwa Yahudi bukanlah masyarakat asli Madinah. Mereka datang dari Syam, tempat mereka berkumpul sebelum mereka berpindah ke Madinah.
Prof. Akram Dhiya’ al-‘Umari mengatakan bahwa mereka pindah dari Syam pada abad 1 dan 2 M. Mereka meninggalkan Syam setelah Romawi berhasil menguasai Mesir dan Suriah pada abad 1 SM. Untuk selanjutnya, mereka berhasil menguasai Yahudi dan Negara Anbath pada abad 2 M.
Perpindahan mereka sangat masif setelah upaya pemberontakan mereka terhadap Romawi gagal. Pemberontakan itu berhasil dipadamkan oleh Titus tahun 70 M. Pemberontakan ini diulang pada tahun 132-135 M tetapi kembali gagal. Berhasil dibungkam oleh Hadriyan, yang menyebabkan perpindahan Yahudi kembali terjadi pasca kegagalan ini.
Di dalam sejarah Rasulullah di Madinah, Yahudi hidup berkelompok-kelompok berdasarkan keluarga besar. Paling tidak ada 3 keluarga besar Yahudi yang disebut-sebut di Madinah: Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraidzah.
Hanya saja, para ulama berbeda pendapat tentang Bani Qainuqa’. Apakah mereka adalah yahudi asli yang berasal dari Syam atau berasal dari Arab kemudian berubah menjadi Yahudi.
Perbedaan pendapat ulama pada Bani Qainuqa’ juga terjadi pada kelompok-kelompok yahudi lainnya. Seperti Bani Ikrimah, Bani Mahmar, Bani Za’ura,Bani Syathibah, Bani Jasyam, Bani Bahdal, Bani ‘Auf, Bani Muawiyah, Bani Murid, Bani Qashish, Bani Tsa’labah.
Mereka menghuni wilayah subur Madinah. Sementara masyarakat Arab menghuni daerah tandusnya. Yahudi Bani Quraidzah dan Bani Nadhir menghuni sebelah timur Madinah dekat harrah waqim.
Populasi mereka tidak tercatat dengan jelas dalam sejarah. Tetapi sejarah mencatat, pasukan perang yang mereka miliki. Dan biasanya pasukan perang adalah laki-laki yang sudah dewasa.
Jumlah pasukan yang dimiliki oleh Bani Qainuqa sekitar 700 orang.
Jumlah pasukan yang dimiliki oleh Bani Nadhir sekitar 700 orang.
Jumlah pasukan yang dimiliki oleh Bani Quraidzah antara 700-900 orang.
Jadi total pasukan gabungan yang dimiliki oleh 3 kelompok Yahudi itu sekitar 2000 orang.
Ini masih di luar jumlah keluarga-keluarga besar Yahudi lainnya di sekitar Madinah. Yang menurut Samhudi dalam wafa’ al-Wafa terdapat lebih dari 20 kelompok Yahudi.
Yahudi lebih dulu tinggal di Madinah dibandingkan Arab. Sejarah menyebutkan bahwa kehadiran Arab (suku Aus dan Khazraj) berasal dari Suku Azd di Yaman.
Akram Dhiya’ menyebut bahwa paling cepat, Arab datang ke Madinah tahun 207 M. Sehingga mereka harus memilih tinggal di tempat yang belum ditempati Yahudi. Daerah subur telah dipilih oleh Yahudi, maka Aus dan Khazraj harus tinggal di daerah tandusnya.
Suku Aus tinggal di ‘Awali Madinah dekat Bani Nadhir dan Bani Quraidzah. Suku Khazraj tinggal di Safilah Madinah dekat Bani Qainuqa’. Wilayah Suku Aus lebih subur dari wilayah Suku Khazraj. Hal inilah yang akan memicu perang saudara antara Aus dan Khazraj ratusan tahun lamanya.
Walaupun kehadiran Arab terlambat, tetapi perkembangan mereka lebih pesat. Dari perhitungan jumlah pasukan perang saja bisa terlihat. Saat Nabi berangkat untuk menaklukkan Mekah, tahun 8 H total jumlah pasukan Aus dan Khazraj sekitar 4000 orang. Dua kali lipat lebih banyak dari Yahudi. Ini salah satu sebab, Arab akhirnya lebih berkuasa dibandingkan Yahudi di Madinah.
Walau Arab dan Yahudi berteman karena mereka tinggal berdampingan. Tetapi persaingan antara mereka menyebabkan saling tindas pun terjadi. Dan Yahudi kalah kekuatan dibanding Arab. Sehingga mereka selalu menyebut-nyebut akan kehadiran Nabi terakhir yang akan menjadi sandaran kuat mereka mengalahkan Arab. Hal ini yang membuat masyarakat Arab mempunyai pengetahuan akan kehadiran Nabi terakhir di Madinah. Walaupun akhirnya, saat Nabi Muhammad datang yang justru beriman adalah masyarakat Aus dan Khazraj dan bukan masyarakat Yahudi.
Yahudi Bani Qainuqa’ adalah kelompok yahudi yang paling awal diusir dari Madinah. Tepatnya Bulan Syawal tahun 2 H setelah Perang Badar. 15 hari mereka dikepung Nabi dan akhirnya menyerah. Muhammad bin Maslamah radhiallahu anhu ditugasi oleh Nabi untuk mengumpulkan harta yang harus mereka tinggalkan menjadi harta rampasan perang bagi muslimin.
Yahudi Bani Nadhir adalah kelompok yahudi berikutnya yang diusir dari Madinah. Tahun 4 H, setelah perang Uhud. Mereka dikepung dan akhirnya menyerah. Mereka dilucuti. Wilayah, senjata dan harta mereka menjadi milik muslimin. 50 tameng, 50 topi perang, 340 pedang.
Yahudi Bani Quraidzah adalah kelompok Yahudi yang diusir pada tahun 5 H setelah Perang Ahzab/Khandak. Inilah kelompok yahudi yang dihukum paling berat. Laki-lai dewasa dihukum mati. 600-700 yahudi dihukum mati. Umat Islam berhasil menguasai harta mereka; 2500 pedang, 2000 panah, 300 baju besi, 500 tameng.
Setelah mereka semua diusir dari Madinah, tempat berkumpul mereka terakhir ada di Khaibar. Sekitar 80 mil dari Kota Madinah. Daerah berbenteng-benteng dan penghasil korma terbesar di jazirah.
Tahun 7 H, Khaibar ditaklukkan oleh umat Islam. Dengan perjanjian akhir: Yahudi mengelola kota Khaibar dengan separuh penghasilannya harus masuk ke kota Madinah. Tetapi mereka siap diusir kapan saja.
Jazirah Arab harus bersih dari Yahudi, begitu pesan Nabi. Khaibar yang sudah ditaklukkan, belum bisa dibersihkan dari keberadaan yahudi di dalamnya. Mengingat personil muslimin Madinah tidak cukup untuk berbagi dengan Khaibar.
Pesan Nabi tersebut baru bisa dilaksanakan pada masa Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu anhu.
Prof. Akram Dhiya’ al-‘Umari mengatakan bahwa mereka pindah dari Syam pada abad 1 dan 2 M. Mereka meninggalkan Syam setelah Romawi berhasil menguasai Mesir dan Suriah pada abad 1 SM. Untuk selanjutnya, mereka berhasil menguasai Yahudi dan Negara Anbath pada abad 2 M.
Perpindahan mereka sangat masif setelah upaya pemberontakan mereka terhadap Romawi gagal. Pemberontakan itu berhasil dipadamkan oleh Titus tahun 70 M. Pemberontakan ini diulang pada tahun 132-135 M tetapi kembali gagal. Berhasil dibungkam oleh Hadriyan, yang menyebabkan perpindahan Yahudi kembali terjadi pasca kegagalan ini.
Di dalam sejarah Rasulullah di Madinah, Yahudi hidup berkelompok-kelompok berdasarkan keluarga besar. Paling tidak ada 3 keluarga besar Yahudi yang disebut-sebut di Madinah: Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraidzah.
Hanya saja, para ulama berbeda pendapat tentang Bani Qainuqa’. Apakah mereka adalah yahudi asli yang berasal dari Syam atau berasal dari Arab kemudian berubah menjadi Yahudi.
Perbedaan pendapat ulama pada Bani Qainuqa’ juga terjadi pada kelompok-kelompok yahudi lainnya. Seperti Bani Ikrimah, Bani Mahmar, Bani Za’ura,Bani Syathibah, Bani Jasyam, Bani Bahdal, Bani ‘Auf, Bani Muawiyah, Bani Murid, Bani Qashish, Bani Tsa’labah.
Mereka menghuni wilayah subur Madinah. Sementara masyarakat Arab menghuni daerah tandusnya. Yahudi Bani Quraidzah dan Bani Nadhir menghuni sebelah timur Madinah dekat harrah waqim.
Populasi mereka tidak tercatat dengan jelas dalam sejarah. Tetapi sejarah mencatat, pasukan perang yang mereka miliki. Dan biasanya pasukan perang adalah laki-laki yang sudah dewasa.
Jumlah pasukan yang dimiliki oleh Bani Qainuqa sekitar 700 orang.
Jumlah pasukan yang dimiliki oleh Bani Nadhir sekitar 700 orang.
Jumlah pasukan yang dimiliki oleh Bani Quraidzah antara 700-900 orang.
Jadi total pasukan gabungan yang dimiliki oleh 3 kelompok Yahudi itu sekitar 2000 orang.
Ini masih di luar jumlah keluarga-keluarga besar Yahudi lainnya di sekitar Madinah. Yang menurut Samhudi dalam wafa’ al-Wafa terdapat lebih dari 20 kelompok Yahudi.
Yahudi lebih dulu tinggal di Madinah dibandingkan Arab. Sejarah menyebutkan bahwa kehadiran Arab (suku Aus dan Khazraj) berasal dari Suku Azd di Yaman.
Akram Dhiya’ menyebut bahwa paling cepat, Arab datang ke Madinah tahun 207 M. Sehingga mereka harus memilih tinggal di tempat yang belum ditempati Yahudi. Daerah subur telah dipilih oleh Yahudi, maka Aus dan Khazraj harus tinggal di daerah tandusnya.
Suku Aus tinggal di ‘Awali Madinah dekat Bani Nadhir dan Bani Quraidzah. Suku Khazraj tinggal di Safilah Madinah dekat Bani Qainuqa’. Wilayah Suku Aus lebih subur dari wilayah Suku Khazraj. Hal inilah yang akan memicu perang saudara antara Aus dan Khazraj ratusan tahun lamanya.
Walaupun kehadiran Arab terlambat, tetapi perkembangan mereka lebih pesat. Dari perhitungan jumlah pasukan perang saja bisa terlihat. Saat Nabi berangkat untuk menaklukkan Mekah, tahun 8 H total jumlah pasukan Aus dan Khazraj sekitar 4000 orang. Dua kali lipat lebih banyak dari Yahudi. Ini salah satu sebab, Arab akhirnya lebih berkuasa dibandingkan Yahudi di Madinah.
Walau Arab dan Yahudi berteman karena mereka tinggal berdampingan. Tetapi persaingan antara mereka menyebabkan saling tindas pun terjadi. Dan Yahudi kalah kekuatan dibanding Arab. Sehingga mereka selalu menyebut-nyebut akan kehadiran Nabi terakhir yang akan menjadi sandaran kuat mereka mengalahkan Arab. Hal ini yang membuat masyarakat Arab mempunyai pengetahuan akan kehadiran Nabi terakhir di Madinah. Walaupun akhirnya, saat Nabi Muhammad datang yang justru beriman adalah masyarakat Aus dan Khazraj dan bukan masyarakat Yahudi.
Yahudi Bani Qainuqa’ adalah kelompok yahudi yang paling awal diusir dari Madinah. Tepatnya Bulan Syawal tahun 2 H setelah Perang Badar. 15 hari mereka dikepung Nabi dan akhirnya menyerah. Muhammad bin Maslamah radhiallahu anhu ditugasi oleh Nabi untuk mengumpulkan harta yang harus mereka tinggalkan menjadi harta rampasan perang bagi muslimin.
Yahudi Bani Nadhir adalah kelompok yahudi berikutnya yang diusir dari Madinah. Tahun 4 H, setelah perang Uhud. Mereka dikepung dan akhirnya menyerah. Mereka dilucuti. Wilayah, senjata dan harta mereka menjadi milik muslimin. 50 tameng, 50 topi perang, 340 pedang.
Yahudi Bani Quraidzah adalah kelompok Yahudi yang diusir pada tahun 5 H setelah Perang Ahzab/Khandak. Inilah kelompok yahudi yang dihukum paling berat. Laki-lai dewasa dihukum mati. 600-700 yahudi dihukum mati. Umat Islam berhasil menguasai harta mereka; 2500 pedang, 2000 panah, 300 baju besi, 500 tameng.
Setelah mereka semua diusir dari Madinah, tempat berkumpul mereka terakhir ada di Khaibar. Sekitar 80 mil dari Kota Madinah. Daerah berbenteng-benteng dan penghasil korma terbesar di jazirah.
Tahun 7 H, Khaibar ditaklukkan oleh umat Islam. Dengan perjanjian akhir: Yahudi mengelola kota Khaibar dengan separuh penghasilannya harus masuk ke kota Madinah. Tetapi mereka siap diusir kapan saja.
Jazirah Arab harus bersih dari Yahudi, begitu pesan Nabi. Khaibar yang sudah ditaklukkan, belum bisa dibersihkan dari keberadaan yahudi di dalamnya. Mengingat personil muslimin Madinah tidak cukup untuk berbagi dengan Khaibar.
Pesan Nabi tersebut baru bisa dilaksanakan pada masa Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu anhu.
Mon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana
» update forum 2
Wed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin
» Resep Kue Pernikahan
Sat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah
» Hidup Tak Kenal Kompromi
Sat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah
» Rumah Dunia VS Akhirat
Sun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah
» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
Sat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah
» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
Tue May 10, 2011 8:16 pm by kholis
» tok tok tok...!
Mon May 09, 2011 7:43 pm by santii
» catatan da'wah
Sat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya