Gempa yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia ini membuat seluruh dunia bersedih, yang berkekuatan 7,3 skala Richter pada 2 September 2009 yang berpusat di laut selatan Tasikmalaya membuat Pulau Jawa bergetar
lalu disusul tanggal 31 september 2009 di padang dengan 7,6 skala
Richter. Banyak korban yang berjatuhan dan sebagian besar dikarenakan
tertiban reruntuhan bangunan, sehingga seperti biasa para ahli struktur
yang menjadi sorotan. Apakah bangunan itu telah masuk standar bangunan
yang aman?
Namun ada sebuah keajaiban yang terjadi di Kampung
Naga yang berada di Tasikmalaya, Jawa Barat . Rumah-rumah di kampung
Naga tersebut masih berdiri dengna kokohnya seakan-akan ingin
menunjukan kepada bangsa ini, "ini adalah kearifan lokal yang patut
dibanggakan".Di kampung ini tidak ada internet untuk mendapatkan
informasi bahkan listrikpun belum masuk namun dapat bertahan di waktu
gempa yang sedangkan di tempat lain luluh lantak.
Fenomena seperti ini menurut Karl Popper dan EH Gombrich berupa teori deterministik yang disebut dengan logika situasi yaitu
bahwa manusia dibatasi oleh waktu, tempat, dan kondisi, yang meskipun demikian masih memiliki derajat kebebasan untuk mencapai tujuan alternatif. Umumnya, faktor alam, seperti iklim dan geografi-termasuk adanya gempa bumi-sangat relevan dalam pengembangan desain bangunan (John
A Walker: 1989). Padahal kalo sekarang untuk membuat bangunan tahan
gempa setidaknya mengunakan software komputer seperti : SAP 2000.
hehehe
Konsep bangunan tahan gempa :
Konsep
bangunan tahan gempa adalah bangunan yang diupayakan agar bisa selalu dalam keadaan utuh / satu kesatuaan walaupun di berikan gaya/gempa yang
telah direncanakan. yah seperti hukum elastisitas lah. hehehe. usaha yang di lakukan seperti penerapan sambungan-sambungan yang kuat terhadap gaya geser.
Seperti jenis-jenis bangunan tahan gempa berikut
1. STRUKTUR JENIS A
Adalah
portal-portal beton bertulang dengan tembok sebagai panel-panel pengisi
yang direncanakan untuk ikut menahan beban gempa melalui aksi composit,
struktur ini juga mengandung tembok-tembok yang terbuat dari mutu bahan
yang lebih rendah yang tidak diperhitungkan sebagai unsur penahan beban
lateral, tembok penahan beban lateral direncanakan untuk menahan beban
gempa secara elastic pada waktu terjadi gempa, akan tetapi akan rusak
berat saat terjadi gempa yang sangat kuat, tetapi dengan dipasangnnya
kolom-kolom praktis dan tulangan jangkar secukupnya kedalam semua
tembok, maka pada peristiwa keruntuhan tembok secara tak terkendali
akibat beban geser dapat di cegah, sehingga ancaman jiwa bagi para
penguhuni gedung dapat dibatasi, dalam hal ini beban gempa hanya
dipikul oleh portal-portal.
2. STRUKTUR JENIS B
Adalah portal-portal beton bertulang dengan tembok pengisi walaupun tidak dipisahkan dari portal, tetapi tidak dianggap ikut berperan dalam menahan beban gempa, tetapi mempengaruhi perilaku struktur terhadap gempa.
Portal-portal yang direncanakan untuk menahan seluruh beban gempa dan beban gravitasi, di beri pendetailan
yang memungkinkan struktur tersebut berperilaku secara daktail. Hal ini membatasi peluang bagi struktur untuk runtuh pada gempa-gempa yang kuat.
Tinggi Stuktur Jenis B tidak boleh melampaui 7 tingkat atau 25 meter dengan penempatan tembok-tembok yang simetris
3. STRUKTUR JENIS D
Adalah
portal-portal beton bertulang, dimana tembok-tembok dan panel-panel pengisi kaku lainnya dipisahkan secara nyata dari strukturnya untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan perilaku struktur terhadap gempa. Portal-portal
direncanakan sedemikian rupa,sehingga apabila mengalami beban gempa
yang melampaui taraf beban gempa rencana menurut peraturan, pelelehan
akan terjadi sebagian pada balok-balok , perilaku demikian menjamin
terjadinya pemencaran energi gempa.Nenek moyang terdahulu telah mengetahui prinsip seperti itu maka jika kita lihat bangunan tradisional yang masih berdiri kokoh walaupun digoyang gempa memiliki karakteristik tertentu seperti
Pondasi
Seperti Pondasi yang digunakan pada rumah kampung Naga terbuat dari kayu yang ditempelkan pada kaki-kaki yang terbuat dari batu. Sedangan rumah terbuat dari bambu dan beratap ijuk.
sehingga pada saat terjadinya gempa rumah akan menerima gaya yang merata.
Dinding
Dinding yang digunakan adalah dengan material kayu dan bambu yang menjadikan rumah ini menjadi ringan dan lentur.
Atap
Atap yang di gunakan masyarakat Kampung Naga pun tidak dengan genting melainkan seperti ijuk yang ringan namun sesuai dengan fungsinya.
Mungkin kita sebaiknya banyak belajar dengan hasil karya nenek moyang kita karena nenek moyang kita pun telah mewaspadai bencana-bencana yang akan
terjadi dan bukan untuk dilupakan karena terkadang pengalaman dan teori
harus saling seimbang agar mendapatkan hal yang ingin kita capai.
hehe..
catatan anak sipil.
amiboyz.co.cc
lalu disusul tanggal 31 september 2009 di padang dengan 7,6 skala
Richter. Banyak korban yang berjatuhan dan sebagian besar dikarenakan
tertiban reruntuhan bangunan, sehingga seperti biasa para ahli struktur
yang menjadi sorotan. Apakah bangunan itu telah masuk standar bangunan
yang aman?
Namun ada sebuah keajaiban yang terjadi di Kampung
Naga yang berada di Tasikmalaya, Jawa Barat . Rumah-rumah di kampung
Naga tersebut masih berdiri dengna kokohnya seakan-akan ingin
menunjukan kepada bangsa ini, "ini adalah kearifan lokal yang patut
dibanggakan".Di kampung ini tidak ada internet untuk mendapatkan
informasi bahkan listrikpun belum masuk namun dapat bertahan di waktu
gempa yang sedangkan di tempat lain luluh lantak.
Fenomena seperti ini menurut Karl Popper dan EH Gombrich berupa teori deterministik yang disebut dengan logika situasi yaitu
bahwa manusia dibatasi oleh waktu, tempat, dan kondisi, yang meskipun demikian masih memiliki derajat kebebasan untuk mencapai tujuan alternatif. Umumnya, faktor alam, seperti iklim dan geografi-termasuk adanya gempa bumi-sangat relevan dalam pengembangan desain bangunan (John
A Walker: 1989). Padahal kalo sekarang untuk membuat bangunan tahan
gempa setidaknya mengunakan software komputer seperti : SAP 2000.
hehehe
Konsep bangunan tahan gempa :
Konsep
bangunan tahan gempa adalah bangunan yang diupayakan agar bisa selalu dalam keadaan utuh / satu kesatuaan walaupun di berikan gaya/gempa yang
telah direncanakan. yah seperti hukum elastisitas lah. hehehe. usaha yang di lakukan seperti penerapan sambungan-sambungan yang kuat terhadap gaya geser.
Seperti jenis-jenis bangunan tahan gempa berikut
1. STRUKTUR JENIS A
Adalah
portal-portal beton bertulang dengan tembok sebagai panel-panel pengisi
yang direncanakan untuk ikut menahan beban gempa melalui aksi composit,
struktur ini juga mengandung tembok-tembok yang terbuat dari mutu bahan
yang lebih rendah yang tidak diperhitungkan sebagai unsur penahan beban
lateral, tembok penahan beban lateral direncanakan untuk menahan beban
gempa secara elastic pada waktu terjadi gempa, akan tetapi akan rusak
berat saat terjadi gempa yang sangat kuat, tetapi dengan dipasangnnya
kolom-kolom praktis dan tulangan jangkar secukupnya kedalam semua
tembok, maka pada peristiwa keruntuhan tembok secara tak terkendali
akibat beban geser dapat di cegah, sehingga ancaman jiwa bagi para
penguhuni gedung dapat dibatasi, dalam hal ini beban gempa hanya
dipikul oleh portal-portal.
2. STRUKTUR JENIS B
Adalah portal-portal beton bertulang dengan tembok pengisi walaupun tidak dipisahkan dari portal, tetapi tidak dianggap ikut berperan dalam menahan beban gempa, tetapi mempengaruhi perilaku struktur terhadap gempa.
Portal-portal yang direncanakan untuk menahan seluruh beban gempa dan beban gravitasi, di beri pendetailan
yang memungkinkan struktur tersebut berperilaku secara daktail. Hal ini membatasi peluang bagi struktur untuk runtuh pada gempa-gempa yang kuat.
Tinggi Stuktur Jenis B tidak boleh melampaui 7 tingkat atau 25 meter dengan penempatan tembok-tembok yang simetris
3. STRUKTUR JENIS D
Adalah
portal-portal beton bertulang, dimana tembok-tembok dan panel-panel pengisi kaku lainnya dipisahkan secara nyata dari strukturnya untuk mencegah agar tidak terjadi perubahan perilaku struktur terhadap gempa. Portal-portal
direncanakan sedemikian rupa,sehingga apabila mengalami beban gempa
yang melampaui taraf beban gempa rencana menurut peraturan, pelelehan
akan terjadi sebagian pada balok-balok , perilaku demikian menjamin
terjadinya pemencaran energi gempa.Nenek moyang terdahulu telah mengetahui prinsip seperti itu maka jika kita lihat bangunan tradisional yang masih berdiri kokoh walaupun digoyang gempa memiliki karakteristik tertentu seperti
Pondasi
Seperti Pondasi yang digunakan pada rumah kampung Naga terbuat dari kayu yang ditempelkan pada kaki-kaki yang terbuat dari batu. Sedangan rumah terbuat dari bambu dan beratap ijuk.
sehingga pada saat terjadinya gempa rumah akan menerima gaya yang merata.
Dinding
Dinding yang digunakan adalah dengan material kayu dan bambu yang menjadikan rumah ini menjadi ringan dan lentur.
Atap
Atap yang di gunakan masyarakat Kampung Naga pun tidak dengan genting melainkan seperti ijuk yang ringan namun sesuai dengan fungsinya.
Mungkin kita sebaiknya banyak belajar dengan hasil karya nenek moyang kita karena nenek moyang kita pun telah mewaspadai bencana-bencana yang akan
terjadi dan bukan untuk dilupakan karena terkadang pengalaman dan teori
harus saling seimbang agar mendapatkan hal yang ingin kita capai.
hehe..
catatan anak sipil.
amiboyz.co.cc
Mon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana
» update forum 2
Wed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin
» Resep Kue Pernikahan
Sat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah
» Hidup Tak Kenal Kompromi
Sat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah
» Rumah Dunia VS Akhirat
Sun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah
» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
Sat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah
» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
Tue May 10, 2011 8:16 pm by kholis
» tok tok tok...!
Mon May 09, 2011 7:43 pm by santii
» catatan da'wah
Sat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya