Kiamat 2012 mengguncang dunia, demikian headline di beberapa media
massa akhir-akhir ini, ternyata isi beritanya tentang sambutan gegap
gempita dari masyarakat dunia terhadap sebuah film yang bercerita
tentang terjadinya kiamat pada tahun 2012. Film ini diangkat dari
ramalan bangsa Maya kuno paganis yang berasal dari Meksiko, bahwa
kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012.
Berbicara tentang ramalan kiamat sebenarnya bukan hal baru, banyak
sekali paranormal dan tukang ramal sejak dulu telah menyesatkan
masyarakat dengan ramalan waktu terjadinya kiamat, namun satu yang
pasti: semua ramalan tersebut tidak pernah terbukti sama sekali.
Anehnya masih banyak juga yang mau percaya, bahkan rela merogoh kocek
hanya demi menonton film tersebut.
Meski kami tahu, alhamdulillah kaum muslimin pada umumnya tidak mudah
terpengaruh untuk percaya dengan ramalan-ramalan tersebut, bahkan ada
seorang muslim yang sangat awam mengatakan, “kiamat di tangan Allah
bukan di tangan orang-orang Hollywood”.
Akan tetapi kewajiban kita sebagai muslim untuk saling menasihati,
mengingatkan saudara-saudara kita, ternyata ada bahaya besar di balik
film tersebut, yaitu bahaya atas aqidah seorang muslim.
Ilmu ghaib hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala
Apa yang akan terjadi di masa depan temasuk perkara ghaib, tidak ada
yang memiliki ilmunya, baik malaikat, manusia maupun jin, kecuali Allah
Ta’ala. Ini adalah salah satu pokok keimanan yang harus diyakini oleh
setiap hamba.
Maka termasuk kesyirikan:
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
Karena pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah
Tabaraka wa Ta’ala. Sebagaimana yang Allah Ta’ala tegaskan dalam banyak
ayat, diantaranya:
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui hal ghaib, kecuali Allah Ta’ala” Dan mereka tidak mengetahui
bilakah mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65)
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ
مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا
يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا
يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang
mengetahuinya melainkan Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan dan tidak sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahui, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (lauhul mahfudz)” (QS. Al-An`am: 59)
Kapan terjadi kiamat termasuk ilmu ghaib, hanya Allah Tabaraka wa Ta’ala yang memiliki ilmunya
Tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan tentang waktu terjadinya kiamat
adalah termasuk perkara ghaib, hanya Allah Ta’ala saja yang tahu kapan
terjadinya kiamat, tidak ditampakkan kepada makhluk-Nya karena suatu
hikmah. Allah Ta’ala berfirman:
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Mereka bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya) hari kiamat.
Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari
kiamat itu hanyalah di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (wahai Muhammad)
boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Ahzab: 63)
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا
عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ
ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً
يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ
اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?”
Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi
makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang
kepadamu melainkan secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” (QS Al-A’raf: 187)
Bahkan malaikat yang paling mulia sekalipun, yaitu Jibril ‘alaihissalam
dan Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa
sallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Sehingga ketika Jibril datang dalam bentuk seorang laki-laki dan
bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan
terjadinya kiamat”, sebuah pertanyaan untuk mengajarkan kepada para
sahabat bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat kecuali
Allah ‘Azza wa Jalla, maka dijawab oleh Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam: “tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.”
(sebagaimana dalam hadits yang panjang, yang dikenal dengan istilah
hadits Jibril, diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, lihat hadits Arba’in
ke-2).
Bentuk Kekafiran dari sisi lain: Mendustakan hadits-hadits tentang tanda-tanda kiamat
Termasuk bagian dari rukun iman yang kelima, yaitu beriman dengan hari
kiamat adalah mengimani terjadinya tanda-tanda kiamat. Hal tersebut
telah dijelaskan dalam banyak ayat dan hadits yang shahih, bahkan
sebagiannya mutawatir. Diantaranya dalam hadits Hudzaifah bin Asid
al-Ghifari radhiyallahu’anhu:
اطَّلَعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ
فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ. قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ إِنَّهَا
لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ
الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ
مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم-
وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ
وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ
نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kami ketika sedang
berbincang-bincang. Beliau berkata, “Apa yang sedang kalian
perbincangkan?” Kami menjawab, “Kami sedang berbincang-bincang tentang
hari kiamat.” Beliau bersabda:
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda.”
Lalu beliau menyebutkan, “[1] Dukhan (asap yang meliputi manusia), [2]
Keluarnya Dajjal, [3] Daabah (binatang yang bisa berbicara), [4]
terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya ‘Isa bin Maryam
‘alaihimassalam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, [7,8,9] terjadinya
tiga longsor besar yaitu di timur, di barat dan di jazirah Arab, yang
terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia
ke tempat berkumpulnya mereka”.” (HR. Muslim no. 7467)
Dari kesepuluh tanda-tanda kubro ini yang paling jelas pengingkarannya
pada tanda yang kelima, yaitu tentang turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,
karena dalam hadits yang shahih diterangkan bahwa lama tinggal Nabi
‘Isa ‘alaihissalam di bumi adalah selama 40 tahun, kemudian beliau
meninggal dunia dan disholati oleh kaum muslimin (sebagaimana dalam
hadits yang diriwayatkan Al-Imam Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 2182).
Sedangkan ramalan kiamat bangsa Maya akan terjadi pada 21 Desember
2012, berarti jaraknya tinggal 3 tahun lebih sedikit, padahal Nabi ‘Isa
‘alaihissalam akan tinggal di bumi selama 40 tahun. Ini jelas
penyesatan dan pendustaan secara tidak langsung terhadap hadits Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam yang mulia, satu dari dua wahyu Allah
(al-Qur’an dan al-Hadits).
Demikian pula, termasuk tanda kubro sebelum turunnya Nabi Isa
‘alaihissalam, adalah diangkatnya Imam Mahdi sebagai pemimpin tunggal
kaum muslimin dan beliau akan berkuasa selama 7 atau 8 tahun (dan Nabi
‘Isa ‘alaihissalam turun pada masa kepemimpinan beliau) (sebagaimana
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan dishahihkan
oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 711).
Juga tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin mengalahkan kaum
penjajah dan teroris sejati: yahudi. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ
فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِىُّ مِنْ
وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ يَا
مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِىٌّ خَلْفِى فَتَعَالَ
فَاقْتُلْهُ. إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
“Tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin memerangi orang
Yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai orang Yahudi
bersembunyi di belakang batu dan pohon; maka batu dan pohon itu
berkata, “Wahai Muslim, wahai hamba Allah, inilah orang Yahudi di
belakangku, kemarilah dan bunuhlah,” kecuali pohon gharqad, karena
sesungguhnya ia adalah pohonnya Yahudi.” (HR. Muslim no. 7523)
Sebagaimana kaum muslimin pada akhir zaman akan menundukkan semua
kekuatan orang-orang kafir di muka bumi ini. Dan sudah dimaklumi bahwa
pembuat film ini adalah seorang Yahudi, sehingga tidak berlebihan kalau
kita bertanya-tanya, apakah ini gambaran ketakutan mereka kepada kaum
muslimin, sekaligus ingin memadamkan semangat jihad plus mengkaburkan
aqidah kaum muslimin!?
Dan masih banyak hadits lain tentang tanda-tanda kiamat yang mungkin didustakan dalam ramalan tersebut.
Sejatinya, ketika terjadi kiamat tidak ada lagi orang beriman di muka
bumi ini, karena Allah Ta’ala telah mewafatkan semua orang yang beriman
sebelum terjadinya kiamat. Sehingga yang menyaksikan terjadinya kiamat
hanyalah orang-orang kafir, bahkan mereka adalah seburuk-buruknya
manusia yang tersisa di muka bumi ini. Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ وَمَنْ يَتَّخِذُ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ
“Sesungguhnya diantara makhluk yang paling buruk (di sisi Allah) adalah
orang yang masih hidup ketika terjadinya kiamat dan orang yang
menjadikan kuburan sebagai masjid.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hlm. 216)
Faidah: Yang dimaksud dengan menjadikan kuburan sebagai masjid mencakup
dua makna, pertama: shalat di pekuburan, kedua: membangun masjid di
pekuburan (lihat I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh
Sholih al-Fauzan hafizhahullah 1/298).
Kesimpulan
Mempercayai ramalan terjadinya kiamat pada tahun 2012 termasuk
kesyirikan dan kekafiran kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu
bagaimana mungkin seorang mukmin bisa terhibur dengan film, maupun
acara-acara perdukunan seperti The Master dan lainnya yang berdasarkan
pada sesuatu yang sangat dimurkai Allah!?
Padahal setiap mukmin tidak saja dituntut untuk menjauhi kekafiran,
tapi juga dituntut untuk membenci kekafiran tersebut dan
pelaku-pelakunya. Inilah satu permasalahan penting dalam aqidah seorang
muslim yang dikenal dengan istilah al-wala’ wal bara’, kecintaan dan
permusuhan. Bahwa cinta seorang mukmin kepada iman dan orang-orang yang
beriman dan kebenciannya kepada kekafiran dan orang-orang kafir. Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam telah memberikan teladan yang baik dalam hal ini:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ
مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا
وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا
بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim
dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaumnya:
‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan apa yang kalian sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran) kalian serta telah nyata antara
kami dan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya, sampai
kalian beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Sehingga termasuk kekafiran:
1. Apabila seorang mencintai atau meridhoi kekafiran meskipun ia tidak melakukannya,
2. Apabila seorang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Adapun seorang yang mencintai orang kafir bukan karena kekafirannya,
seperti karena dunia dan lainnya, maka tidak termasuk kekafiran, namun
termasuk dosa besar (lihat Syarah Tsalatsatul Ushul, Asy-Syaikh Sholih
Alu Syaikh hafizhahullah, hlm. 27)
Maka sangat dikhawatirkan, hadirnya kita untuk menonton dan mencari
hiburan dari acara-acara kekafiran termasuk dalam bentuk meridhoi
kekafiran tersebut.
Di sisi lain, menonton film tersebut minimalnya termasuk perbuatan
sia-sia dan membelanjakan harta untuk kesia-siaan, padahal masih banyak
hal-hal positif yang bisa kita lakukan untuk kebaikan dunia dan akhirat
kita. Demikian pula jika kita renungkan sejenak, tentang harta yang
kita keluarkan hanya demi suatu hiburan belaka, padahal di negeri kita
sendiri terlalu mudah untuk bertemu peminta-minta setiap harinya di
jalan-jalan negeri kita dan di belahan bumi lain banyak saudara-saudara
kita kaum muslimin, seperti di Palestina, Afganistan, Iraq, dan lainnya
yang sangat membutuhkan uluran tangan kita, karena sekedar untuk
mendapatkan sesuap nasi terlalu sulit bagi mereka disebabkan penjajahan
yang dilakukan oleh orang-orang kafir, sementara kita di sini,
menghambur-hamburkan harta untuk hiburan yang tidak syar’i!?
Adapun bagi mereka yang ingin mengambil hikmah atau pelajaran dari
film, novel, nyanyian (baca: nasyid) dan yang sejenisnya, ketahuilah
itu termasuk tipu daya setan untuk menjauhkan kita dari al-Qur’an dan
cabang-cabang ilmunya yang sangat banyak. Barangsiapa yang tidak bisa
mengambil pelajaran dari al-Qur’an maka bagaimana mungkin ia bisa
mengambil dari selainnya!?
Ingatlah, setiap detik yang kita lalui dan setiap harta yang kita
belanjakan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ
أَرْبَعٍ : عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا
عَمِلَ فِيهِ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا
أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai
dimintai pertanggung jawaban tentang empat perkara, tentang umurnya ke
mana ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia
belanjakan dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan.” (HR.
Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib
no. 126)
Oleh karenanya, yang paling penting bagi kita bukanlah mengetahui kapan
terjadinya kiamat, tapi apa yang telah kita siapkan untuk menghadapi
hari kiamat.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- مَتَى السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- « مَا أَعْدَدْتَ لَهَا ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ. قَالَ « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasannya, seorang Arab dusun
bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya
hari kiamat”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bertanya
kepadanya, “apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi hari
kiamat”, ia menjawab, “kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”, maka Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “engkau akan bersama dengan yang
engkau cintai”.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Wallahu Ta’ala A’la wa A’lam.
Disalin dari : Notes Ustadz Sofyan Chalid Ruray di Facebook
massa akhir-akhir ini, ternyata isi beritanya tentang sambutan gegap
gempita dari masyarakat dunia terhadap sebuah film yang bercerita
tentang terjadinya kiamat pada tahun 2012. Film ini diangkat dari
ramalan bangsa Maya kuno paganis yang berasal dari Meksiko, bahwa
kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012.
Berbicara tentang ramalan kiamat sebenarnya bukan hal baru, banyak
sekali paranormal dan tukang ramal sejak dulu telah menyesatkan
masyarakat dengan ramalan waktu terjadinya kiamat, namun satu yang
pasti: semua ramalan tersebut tidak pernah terbukti sama sekali.
Anehnya masih banyak juga yang mau percaya, bahkan rela merogoh kocek
hanya demi menonton film tersebut.
Meski kami tahu, alhamdulillah kaum muslimin pada umumnya tidak mudah
terpengaruh untuk percaya dengan ramalan-ramalan tersebut, bahkan ada
seorang muslim yang sangat awam mengatakan, “kiamat di tangan Allah
bukan di tangan orang-orang Hollywood”.
Akan tetapi kewajiban kita sebagai muslim untuk saling menasihati,
mengingatkan saudara-saudara kita, ternyata ada bahaya besar di balik
film tersebut, yaitu bahaya atas aqidah seorang muslim.
Ilmu ghaib hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala
Apa yang akan terjadi di masa depan temasuk perkara ghaib, tidak ada
yang memiliki ilmunya, baik malaikat, manusia maupun jin, kecuali Allah
Ta’ala. Ini adalah salah satu pokok keimanan yang harus diyakini oleh
setiap hamba.
Maka termasuk kesyirikan:
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
Karena pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah
Tabaraka wa Ta’ala. Sebagaimana yang Allah Ta’ala tegaskan dalam banyak
ayat, diantaranya:
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui hal ghaib, kecuali Allah Ta’ala” Dan mereka tidak mengetahui
bilakah mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65)
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ
مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا
يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا
يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang
mengetahuinya melainkan Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan dan tidak sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahui, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (lauhul mahfudz)” (QS. Al-An`am: 59)
Kapan terjadi kiamat termasuk ilmu ghaib, hanya Allah Tabaraka wa Ta’ala yang memiliki ilmunya
Tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan tentang waktu terjadinya kiamat
adalah termasuk perkara ghaib, hanya Allah Ta’ala saja yang tahu kapan
terjadinya kiamat, tidak ditampakkan kepada makhluk-Nya karena suatu
hikmah. Allah Ta’ala berfirman:
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Mereka bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya) hari kiamat.
Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari
kiamat itu hanyalah di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (wahai Muhammad)
boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Ahzab: 63)
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا
عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ
ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً
يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ
اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?”
Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi
makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang
kepadamu melainkan secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” (QS Al-A’raf: 187)
Bahkan malaikat yang paling mulia sekalipun, yaitu Jibril ‘alaihissalam
dan Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa
sallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Sehingga ketika Jibril datang dalam bentuk seorang laki-laki dan
bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan
terjadinya kiamat”, sebuah pertanyaan untuk mengajarkan kepada para
sahabat bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat kecuali
Allah ‘Azza wa Jalla, maka dijawab oleh Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam: “tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.”
(sebagaimana dalam hadits yang panjang, yang dikenal dengan istilah
hadits Jibril, diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, lihat hadits Arba’in
ke-2).
Bentuk Kekafiran dari sisi lain: Mendustakan hadits-hadits tentang tanda-tanda kiamat
Termasuk bagian dari rukun iman yang kelima, yaitu beriman dengan hari
kiamat adalah mengimani terjadinya tanda-tanda kiamat. Hal tersebut
telah dijelaskan dalam banyak ayat dan hadits yang shahih, bahkan
sebagiannya mutawatir. Diantaranya dalam hadits Hudzaifah bin Asid
al-Ghifari radhiyallahu’anhu:
اطَّلَعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ
فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ. قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ إِنَّهَا
لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ
الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ
مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم-
وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ
وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ
نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kami ketika sedang
berbincang-bincang. Beliau berkata, “Apa yang sedang kalian
perbincangkan?” Kami menjawab, “Kami sedang berbincang-bincang tentang
hari kiamat.” Beliau bersabda:
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda.”
Lalu beliau menyebutkan, “[1] Dukhan (asap yang meliputi manusia), [2]
Keluarnya Dajjal, [3] Daabah (binatang yang bisa berbicara), [4]
terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya ‘Isa bin Maryam
‘alaihimassalam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, [7,8,9] terjadinya
tiga longsor besar yaitu di timur, di barat dan di jazirah Arab, yang
terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia
ke tempat berkumpulnya mereka”.” (HR. Muslim no. 7467)
Dari kesepuluh tanda-tanda kubro ini yang paling jelas pengingkarannya
pada tanda yang kelima, yaitu tentang turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam,
karena dalam hadits yang shahih diterangkan bahwa lama tinggal Nabi
‘Isa ‘alaihissalam di bumi adalah selama 40 tahun, kemudian beliau
meninggal dunia dan disholati oleh kaum muslimin (sebagaimana dalam
hadits yang diriwayatkan Al-Imam Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 2182).
Sedangkan ramalan kiamat bangsa Maya akan terjadi pada 21 Desember
2012, berarti jaraknya tinggal 3 tahun lebih sedikit, padahal Nabi ‘Isa
‘alaihissalam akan tinggal di bumi selama 40 tahun. Ini jelas
penyesatan dan pendustaan secara tidak langsung terhadap hadits Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam yang mulia, satu dari dua wahyu Allah
(al-Qur’an dan al-Hadits).
Demikian pula, termasuk tanda kubro sebelum turunnya Nabi Isa
‘alaihissalam, adalah diangkatnya Imam Mahdi sebagai pemimpin tunggal
kaum muslimin dan beliau akan berkuasa selama 7 atau 8 tahun (dan Nabi
‘Isa ‘alaihissalam turun pada masa kepemimpinan beliau) (sebagaimana
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan dishahihkan
oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 711).
Juga tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin mengalahkan kaum
penjajah dan teroris sejati: yahudi. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ
فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِىُّ مِنْ
وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ يَا
مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِىٌّ خَلْفِى فَتَعَالَ
فَاقْتُلْهُ. إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
“Tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin memerangi orang
Yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai orang Yahudi
bersembunyi di belakang batu dan pohon; maka batu dan pohon itu
berkata, “Wahai Muslim, wahai hamba Allah, inilah orang Yahudi di
belakangku, kemarilah dan bunuhlah,” kecuali pohon gharqad, karena
sesungguhnya ia adalah pohonnya Yahudi.” (HR. Muslim no. 7523)
Sebagaimana kaum muslimin pada akhir zaman akan menundukkan semua
kekuatan orang-orang kafir di muka bumi ini. Dan sudah dimaklumi bahwa
pembuat film ini adalah seorang Yahudi, sehingga tidak berlebihan kalau
kita bertanya-tanya, apakah ini gambaran ketakutan mereka kepada kaum
muslimin, sekaligus ingin memadamkan semangat jihad plus mengkaburkan
aqidah kaum muslimin!?
Dan masih banyak hadits lain tentang tanda-tanda kiamat yang mungkin didustakan dalam ramalan tersebut.
Sejatinya, ketika terjadi kiamat tidak ada lagi orang beriman di muka
bumi ini, karena Allah Ta’ala telah mewafatkan semua orang yang beriman
sebelum terjadinya kiamat. Sehingga yang menyaksikan terjadinya kiamat
hanyalah orang-orang kafir, bahkan mereka adalah seburuk-buruknya
manusia yang tersisa di muka bumi ini. Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ وَمَنْ يَتَّخِذُ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ
“Sesungguhnya diantara makhluk yang paling buruk (di sisi Allah) adalah
orang yang masih hidup ketika terjadinya kiamat dan orang yang
menjadikan kuburan sebagai masjid.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hlm. 216)
Faidah: Yang dimaksud dengan menjadikan kuburan sebagai masjid mencakup
dua makna, pertama: shalat di pekuburan, kedua: membangun masjid di
pekuburan (lihat I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh
Sholih al-Fauzan hafizhahullah 1/298).
Kesimpulan
Mempercayai ramalan terjadinya kiamat pada tahun 2012 termasuk
kesyirikan dan kekafiran kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu
bagaimana mungkin seorang mukmin bisa terhibur dengan film, maupun
acara-acara perdukunan seperti The Master dan lainnya yang berdasarkan
pada sesuatu yang sangat dimurkai Allah!?
Padahal setiap mukmin tidak saja dituntut untuk menjauhi kekafiran,
tapi juga dituntut untuk membenci kekafiran tersebut dan
pelaku-pelakunya. Inilah satu permasalahan penting dalam aqidah seorang
muslim yang dikenal dengan istilah al-wala’ wal bara’, kecintaan dan
permusuhan. Bahwa cinta seorang mukmin kepada iman dan orang-orang yang
beriman dan kebenciannya kepada kekafiran dan orang-orang kafir. Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam telah memberikan teladan yang baik dalam hal ini:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ
مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا
وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا
بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim
dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaumnya:
‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan apa yang kalian sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran) kalian serta telah nyata antara
kami dan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya, sampai
kalian beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)
Sehingga termasuk kekafiran:
1. Apabila seorang mencintai atau meridhoi kekafiran meskipun ia tidak melakukannya,
2. Apabila seorang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Adapun seorang yang mencintai orang kafir bukan karena kekafirannya,
seperti karena dunia dan lainnya, maka tidak termasuk kekafiran, namun
termasuk dosa besar (lihat Syarah Tsalatsatul Ushul, Asy-Syaikh Sholih
Alu Syaikh hafizhahullah, hlm. 27)
Maka sangat dikhawatirkan, hadirnya kita untuk menonton dan mencari
hiburan dari acara-acara kekafiran termasuk dalam bentuk meridhoi
kekafiran tersebut.
Di sisi lain, menonton film tersebut minimalnya termasuk perbuatan
sia-sia dan membelanjakan harta untuk kesia-siaan, padahal masih banyak
hal-hal positif yang bisa kita lakukan untuk kebaikan dunia dan akhirat
kita. Demikian pula jika kita renungkan sejenak, tentang harta yang
kita keluarkan hanya demi suatu hiburan belaka, padahal di negeri kita
sendiri terlalu mudah untuk bertemu peminta-minta setiap harinya di
jalan-jalan negeri kita dan di belahan bumi lain banyak saudara-saudara
kita kaum muslimin, seperti di Palestina, Afganistan, Iraq, dan lainnya
yang sangat membutuhkan uluran tangan kita, karena sekedar untuk
mendapatkan sesuap nasi terlalu sulit bagi mereka disebabkan penjajahan
yang dilakukan oleh orang-orang kafir, sementara kita di sini,
menghambur-hamburkan harta untuk hiburan yang tidak syar’i!?
Adapun bagi mereka yang ingin mengambil hikmah atau pelajaran dari
film, novel, nyanyian (baca: nasyid) dan yang sejenisnya, ketahuilah
itu termasuk tipu daya setan untuk menjauhkan kita dari al-Qur’an dan
cabang-cabang ilmunya yang sangat banyak. Barangsiapa yang tidak bisa
mengambil pelajaran dari al-Qur’an maka bagaimana mungkin ia bisa
mengambil dari selainnya!?
Ingatlah, setiap detik yang kita lalui dan setiap harta yang kita
belanjakan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ
أَرْبَعٍ : عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا
عَمِلَ فِيهِ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا
أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai
dimintai pertanggung jawaban tentang empat perkara, tentang umurnya ke
mana ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia
belanjakan dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan.” (HR.
Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib
no. 126)
Oleh karenanya, yang paling penting bagi kita bukanlah mengetahui kapan
terjadinya kiamat, tapi apa yang telah kita siapkan untuk menghadapi
hari kiamat.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- مَتَى السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- « مَا أَعْدَدْتَ لَهَا ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ. قَالَ « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasannya, seorang Arab dusun
bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya
hari kiamat”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bertanya
kepadanya, “apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi hari
kiamat”, ia menjawab, “kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”, maka Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “engkau akan bersama dengan yang
engkau cintai”.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Wallahu Ta’ala A’la wa A’lam.
Disalin dari : Notes Ustadz Sofyan Chalid Ruray di Facebook
Mon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana
» update forum 2
Wed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin
» Resep Kue Pernikahan
Sat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah
» Hidup Tak Kenal Kompromi
Sat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah
» Rumah Dunia VS Akhirat
Sun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah
» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
Sat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah
» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
Tue May 10, 2011 8:16 pm by kholis
» tok tok tok...!
Mon May 09, 2011 7:43 pm by santii
» catatan da'wah
Sat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya