Assalamu'alaykum para pejuang dakwah, kaifa hal? ingin berbagi sedikit oleh2 dari millist saudara sebelah, semoga mengena dan mendatangkan kebaikan...
Bumi Andalusia adalah wajah – wajah cemerlang penuh berkah, dulu, beratus tahun lamanya. Tetapi tiba – tiba negeri indah yang sejuk dengan rahmat islam ini bergenang darah. Di hari kaum muslimin di paksa meninggalkan agamanya, al qur’an di bakar bersama lebih dari 80 ribu buku – buku karya ulama – ulama pada zaman itu. Dan orang – orang yang tertangkap masih memperlihatkan keislamannya, seperti diketahui melaksanakan sholat, akan di hukum dengan mengerikan.
Sebab mulanya maksiat menerpa perilaku penguasanya. Lalu anak – anak mudanya. Tidak ada perbincangan yang terdengar kala itu kecuali perkataan – perkataan tentang kebaikan, tentang jihad, tentang keimanan, dan majelis ilmu bersemi indah di setiap sudut – sudut mesjid. Anak – anak mudanya dahulu mengeluh bila hafalan mereka kalah dengan teman nya yang lain. Anak – anak kecil menangis bila anak panah nya meleset dalam latihan perang. Tiba – tiba semuanya berubah. Perkataan – perkataan yang terdengar tidak jauh – jauh dari membicarakan tentang uang, bisnis, wanita, dan majelis – majelis ilmu kian sepi. Anak – anak muda menangis karena kekasih nya jatuh hati kepada pemuda lain. Beratus ratus tahun kejayaan islam seperti sepotong mimpi yang tak pernah terjadi.
Dari sini kita belajar. Tentang harganya kata. tentang nilai teks yang merubah semuanya, yang baik berubah jadi buruk, dan buruk bisa jadi keberkahan. Kita Belajar dari Andalusia yang hancur karena perilaku dan kata – kata kaum nya sendiri. Dan hari ini, dimana teknologi semakin memanjakan kita, Yahudi telah sukses membuat “mapping status sosial” muslim dunia, lebih khusus indonesia yang memiliki kaum muslim paling banyak. Mereka sudah sangat tau tentang apa yang dilakukan dan yang dipikirkan kaum muslimin sekarang. Lewat mesin jejaring sosial nya mampu menggoda anak – anak muda ber jam jam online , jari – jari mereka tidak mau lepas dari HP querty nya agar tak mau ketinggalan untuk update status : laper nih, sedang jalan-jalan ke luar negeri, lagi makan bakso, lagi tidur,bangun tidur, tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi….Dan ini hanya sebagian dari banyak perkataan – perkataan “alay” tidak berbobot anak – anak muda hari ini. Dari alat ini pun kita dengan mudah mengetahui tentang uang dan pekerjaan yang selalu dikeluhkan mereka, tentang kehilangan pacar yang ditangisi mereka. Semua tak pernah ketinggalan di tulis untuk di bicarakan, mencerminkan betapa izzah dan iffah semakin luntur, hilang di sapu debu – debu yang tidak punya harganya.
Belum lagi dengan kelakuan sebagian para aktivis islam nya yang masih muda - muda, mereka tergoda juga, awal nya ingin dakwah, dengan kata – kata puitis nya, mereka malah “tebar pesona”.Semua aktivitas ingin di tampakkan, ingin di tulis, agar di lihat dan di dengar orang. Mereka yang dalam keseharian nya santun saat berinteraksi dengan ikhwan maupun akhwat, rapat dengan pembatas hijab, tetapi di dunia maya aturan itu seperti tidak berlaku. Mereka saling ngobrol dengan kata – kata taujihat, bercanda dengan ha ha dan he he, tanpa hijab, tanpa merasa di awasi Allah. kemudian di akhirnya berbuah penyakit: kotor nya hati.
Sesungguhnya Allah menciptakan alam ini dengan kata – kata. Mengangkat langit dengan kata –kata. Karena kata – kata kita bisa hidup. Dan karena kata – kata kita bisa menjadi hina. Karena kata – kata, di hari kiamat timbangan seseorang menjadi berat ataupun ringan. Saat nya kita berbenah dan bertanya, apakah semua aktivitas harus kita tampakkan? Harus di update setiap saat? Harus di dengar dan dilihat orang? Buat apa? Bukan kah semua kata – kata kita akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah kelak? Kalau yang kita inginkan adalah pandangan dan penilaian manusia, sudah hilang kah kecintaan kita terhadap penilaian dan pengakuan dari Allah? apakah di akhirat nanti amal – amal kita ingin menjadi “ haba’ammansuro’ “ ( debu yang mudah tertiup angin ) ? Kenapa kita lebih memilih asyik berkeluh kesah dan berdo’a di mesin jejaring sosial? atau jangan – jangan karena kita sudah tidak bisa merasakan indah nya berduaan dengan Allah, mengadukan semua keluh dan permasalahan hidup hanya kepada Allah.
Kita memang harus banyak belajar. Tentang harganya kata. tentang nilai teks yang bisa merubah semuanya. Karena kata – kata kita adalah wajah kita, dan wajah kita adalah cermin dari hati kita. Cukuplah Andalusia menjadi bahan ajar terbaik, dari debu – debu kecil yang menempel di wajah kaum muslimin pada waktu itu kemudian berubah menjadi banjir lumpur yang membebalkan. Sekarang, debu – debu yang terlanjur menempel di wajah kita secara spiritual maupun sosial harus segera di bersihkan dengan air taubat yang jernih. Seperti kata Ibnul Qayyim, “ sesungguhnya di dalam hati ada debu – debu, yang tidak bisa dibersihkan kecuali dengan menyerahkan diri kepada Allah. Di dalam hati ada lubang, tidak ada yang bisa menutupinya kecuali cinta kepada Allah, mengingat secara berkelanjutan dan ikhlas ke padaNya. Bila pun engkau mendapat dunia dan seisinya, itu tidak bisa menutup lubang tersebut”
by Imam Abdillah
Sebab mulanya maksiat menerpa perilaku penguasanya. Lalu anak – anak mudanya. Tidak ada perbincangan yang terdengar kala itu kecuali perkataan – perkataan tentang kebaikan, tentang jihad, tentang keimanan, dan majelis ilmu bersemi indah di setiap sudut – sudut mesjid. Anak – anak mudanya dahulu mengeluh bila hafalan mereka kalah dengan teman nya yang lain. Anak – anak kecil menangis bila anak panah nya meleset dalam latihan perang. Tiba – tiba semuanya berubah. Perkataan – perkataan yang terdengar tidak jauh – jauh dari membicarakan tentang uang, bisnis, wanita, dan majelis – majelis ilmu kian sepi. Anak – anak muda menangis karena kekasih nya jatuh hati kepada pemuda lain. Beratus ratus tahun kejayaan islam seperti sepotong mimpi yang tak pernah terjadi.
Dari sini kita belajar. Tentang harganya kata. tentang nilai teks yang merubah semuanya, yang baik berubah jadi buruk, dan buruk bisa jadi keberkahan. Kita Belajar dari Andalusia yang hancur karena perilaku dan kata – kata kaum nya sendiri. Dan hari ini, dimana teknologi semakin memanjakan kita, Yahudi telah sukses membuat “mapping status sosial” muslim dunia, lebih khusus indonesia yang memiliki kaum muslim paling banyak. Mereka sudah sangat tau tentang apa yang dilakukan dan yang dipikirkan kaum muslimin sekarang. Lewat mesin jejaring sosial nya mampu menggoda anak – anak muda ber jam jam online , jari – jari mereka tidak mau lepas dari HP querty nya agar tak mau ketinggalan untuk update status : laper nih, sedang jalan-jalan ke luar negeri, lagi makan bakso, lagi tidur,bangun tidur, tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi….Dan ini hanya sebagian dari banyak perkataan – perkataan “alay” tidak berbobot anak – anak muda hari ini. Dari alat ini pun kita dengan mudah mengetahui tentang uang dan pekerjaan yang selalu dikeluhkan mereka, tentang kehilangan pacar yang ditangisi mereka. Semua tak pernah ketinggalan di tulis untuk di bicarakan, mencerminkan betapa izzah dan iffah semakin luntur, hilang di sapu debu – debu yang tidak punya harganya.
Belum lagi dengan kelakuan sebagian para aktivis islam nya yang masih muda - muda, mereka tergoda juga, awal nya ingin dakwah, dengan kata – kata puitis nya, mereka malah “tebar pesona”.Semua aktivitas ingin di tampakkan, ingin di tulis, agar di lihat dan di dengar orang. Mereka yang dalam keseharian nya santun saat berinteraksi dengan ikhwan maupun akhwat, rapat dengan pembatas hijab, tetapi di dunia maya aturan itu seperti tidak berlaku. Mereka saling ngobrol dengan kata – kata taujihat, bercanda dengan ha ha dan he he, tanpa hijab, tanpa merasa di awasi Allah. kemudian di akhirnya berbuah penyakit: kotor nya hati.
Sesungguhnya Allah menciptakan alam ini dengan kata – kata. Mengangkat langit dengan kata –kata. Karena kata – kata kita bisa hidup. Dan karena kata – kata kita bisa menjadi hina. Karena kata – kata, di hari kiamat timbangan seseorang menjadi berat ataupun ringan. Saat nya kita berbenah dan bertanya, apakah semua aktivitas harus kita tampakkan? Harus di update setiap saat? Harus di dengar dan dilihat orang? Buat apa? Bukan kah semua kata – kata kita akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah kelak? Kalau yang kita inginkan adalah pandangan dan penilaian manusia, sudah hilang kah kecintaan kita terhadap penilaian dan pengakuan dari Allah? apakah di akhirat nanti amal – amal kita ingin menjadi “ haba’ammansuro’ “ ( debu yang mudah tertiup angin ) ? Kenapa kita lebih memilih asyik berkeluh kesah dan berdo’a di mesin jejaring sosial? atau jangan – jangan karena kita sudah tidak bisa merasakan indah nya berduaan dengan Allah, mengadukan semua keluh dan permasalahan hidup hanya kepada Allah.
Kita memang harus banyak belajar. Tentang harganya kata. tentang nilai teks yang bisa merubah semuanya. Karena kata – kata kita adalah wajah kita, dan wajah kita adalah cermin dari hati kita. Cukuplah Andalusia menjadi bahan ajar terbaik, dari debu – debu kecil yang menempel di wajah kaum muslimin pada waktu itu kemudian berubah menjadi banjir lumpur yang membebalkan. Sekarang, debu – debu yang terlanjur menempel di wajah kita secara spiritual maupun sosial harus segera di bersihkan dengan air taubat yang jernih. Seperti kata Ibnul Qayyim, “ sesungguhnya di dalam hati ada debu – debu, yang tidak bisa dibersihkan kecuali dengan menyerahkan diri kepada Allah. Di dalam hati ada lubang, tidak ada yang bisa menutupinya kecuali cinta kepada Allah, mengingat secara berkelanjutan dan ikhlas ke padaNya. Bila pun engkau mendapat dunia dan seisinya, itu tidak bisa menutup lubang tersebut”
by Imam Abdillah
Mon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana
» update forum 2
Wed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin
» Resep Kue Pernikahan
Sat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah
» Hidup Tak Kenal Kompromi
Sat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah
» Rumah Dunia VS Akhirat
Sun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah
» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
Sat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah
» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
Tue May 10, 2011 8:16 pm by kholis
» tok tok tok...!
Mon May 09, 2011 7:43 pm by santii
» catatan da'wah
Sat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya