Forumnya LDK FARIS UG

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Bersama Anda Membangun Islam

Login

Lupa password?

Like/Tweet/+1

Latest topics

» Newbie!!... silahkan perkenalkan dirinya disini... ^^
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptyMon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana

» update forum 2
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptyWed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin

» Resep Kue Pernikahan
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptySat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah

» Hidup Tak Kenal Kompromi
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptySat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah

» Rumah Dunia VS Akhirat
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptySun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah

» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptySat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah

» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptyTue May 10, 2011 8:16 pm by kholis

» tok tok tok...!
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptyMon May 09, 2011 7:43 pm by santii

» catatan da'wah
غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 EmptySat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya

Gallery


غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 Empty

Top posting users this month

No user

Top posting users this week

No user

    غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1

    Aji
    Aji
    Newbie
    Newbie


    Jumlah posting : 6
    HP : 9
    Reputation : 0
    Registration date : 10.02.09

    غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1 Empty غَضُّ البَصَرِ Ghadh-Dhul Bashar (Menahan Pandangan), Bagian ke-1

    Post by Aji Thu Feb 18, 2010 3:23 pm

    Makna Menahan Pandangan


    Secara bahasa, غَضُّ البَصَرِ (gadh-dhul bashar)
    berarti menahan, mengurangi atau Menundukkan Pandangan [1].

    Menahan pandangan bukan berarti menutup atau memejamkan mata hingga tidak melihat sama sekali atau menundukkan kepala ke tanah saja, karena bukan ini yang dimaksudkan di samping tidak akan mampu dilaksanakan. Tetapi yang dimaksud adalah menjaganya dan tidak melepas kendalinya hingga menjadi liar. Pandangan yang terpelihara adalah apabila seseorang memandang sesuatu yang bukan aurat orang lain lalu ia tidak mengamat-amati kecantikan/kegantengannya, tidak berlama-lama memandangnya, dan tidak memelototi apa yang dilihatnya [2]. Dengan kata lain menahan dari apa yang diharamkan oleh Allah swt dan rasul-Nya untuk kita memandangnya [3].


    Dalil Kewajiban Menahan Pandangan
    1. Al-Quran:

    “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.” (An-Nur [24]: 30-31)

    Para ulama tafsir menyebutkan bahwa kata min dalam min absharihim maknanya adalah sebagian, untuk menegaskan bahwa yang diharamkan oleh Allah swt hanyalah pandangan yang dapat dikontrol atau disengaja, sedangkan pandangan tiba-tiba tanpa sengaja dimaafkan. Atau untuk menegaskan bahwa kebanyakan pandangan itu halal, yang diharamkan hanya
    sedikit saja. Berbeda dengan perintah memelihara kemaluan yang tidak menggunakan kata min karena semua pintu pemuasan seksual dengan kemaluan adalah haram kecuali yang diizinkan oleh syariat saja (nikah).[4]
    Larangan menahan pandangan didahulukan dari menjaga kemaluan karena pandangan yang haram adalah awal dari terjadinya perbuatan zina.

    2. Hadits Rasulullah saw:

    عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ
    رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظَر
    الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِي أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِي (رواه مسلم).
    Dari Jarir bin Abdillah ra berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang pandangan tiba-tiba (tanpa sengaja), lalu beliau memerintahkanku untuk memalingkannya. (HR. Muslim).
    Maksudnya jangan meneruskan pandanganmu, karena pandangan tiba-tiba tanpa sengaja itu dimaafkan, tapi bila diteruskan berarti disengaja.

    ((لاَ يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ،
    وَلاَ تَنْظُرُ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ، وَلاَ يُفْضِي
    الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ، وَلاَ الْمَرْأَةُ
    إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ)). (رواه مسلم وأحمد وأبو
    داود والترمذي).
    Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lain, dan seorang perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan lain. Seorang laki-laki tidak boleh bersatu (bercampur) dengan laki-laki lain dalam satu pakaian, dan seorang perempuan tidak boleh bercampur dengan perempuan lain dalam satu pakaian. (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud & Tirmidzi).

    ((يَا عَلِيُّ، لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ؟
    فَإِنَّ لَكَ الأُوْلَى، وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ)) [رواه الترمذي وأبو
    داود وحسنه الألباني].
    Wahai Ali, jangan kamu ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, karena yang pertama itu boleh (dimaafkan) sedangkan yang berikutnya tidak. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud dan di-hasan-kan oleh Al-Bani).

    ((الْعَيْنَانِ تَزْنِيَانِ، وَزِنَاهُمَا النَّظَرُ)) [متفق عليه].
    Dua mata itu berzina, dan zinanya adalah memandang. (Muttafaq ‘alaih).

    Penyebab Mengumbar Pandangan
    Di antara faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengumbar pandangannya adalah:

    1. Mengikuti hawa nafsu dan ajakan syaithan
    2. Jahil (tidak tahu) terhadap akibat negatif mengumbar pandangan, di antaranya bahwa mengumbar pandangan itu penyebab utama zina.
    3. Hanya mengandalkan dan mengingat ampunan Allah swt dan lupa terhadap ancaman siksa-Nya.
    4. Melihat atau menyaksikan media yang porno atau berbau pornografi baik cetak, elektronik, atau internet.
    5. Tidak menikah atau menunda pernikahan bagi mereka yang sebenarnya telah siap untuk menikah.
    6. Sering berada di tempat-tempat bercampurbaurnya laki-laki dan perempuan, seperti pasar atau mall.
    7. Merasakan kelezatan semu ketika memandang yang haram sebagai akibat dari lemahnya iman dan tidak hadirnya keagungan Allah swt dalam hatinya. Karena orang yang merasakan keagungan-Nya pasti akan bersedih kalau berbuat maksiat kepada-Nya.
    8. Godaan dari lawan jenis berupa pakaian yang membuka aurat, ucapan, atau gerakan tubuh yang menarik perhatian.

    – Bersambung

    Catatan Kaki:
    [1] Berasal dari kata غَضَّ yang berarti كَفَّ (menahan) atau نَقَصَ (mengurangi) atau خَفَضَ (menundukkan). Lihat: Tajul ‘Arus 1/4685, dan Maqayisul Lughah 4/306.
    [2] Yusuf Al-Qaradhawi, Halal & Haram, hlm 171.
    [3] Tafsir At-Thabari 19/154, Ibnu Katsir 6/41.
    [4] Al-Jami’ Li Ahkamil Quran, Al-Qurthubi, 1/3918.

      Waktu sekarang Fri Apr 26, 2024 11:10 pm