[size=18]"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada
Allah ...!’ (QS. Ali Imran [3] : 110)
.
untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada
Allah ...!’ (QS. Ali Imran [3] : 110)
.
Rasanya baru kemarin kelulusan seragam abu-abu mengantarkan diri ini pada
status penuh pengorbanan sebagai seorang mahasiswi, kini detik - detik
perjuangan menuju kelulusan sarjana sudah tampak jelas terlihat didepan mata.
Skripsi... suka atau tidak suka akan segera menuntut perjuangan yang luar biasa
untuk menuju pencapaian puncak gelar kesarjanaan. Kehadiran status sarjana yang
memunculkan kebahagiaan dan kekhawatiran tersendiri didalam relung hati
Gelar sarjana
walaupun meninggalkan romantika kenangan tak terlupakan bagi pribadi namun
kehadirannya membawa kebahagian lain yang didamba. Toh pada akhirnya kita tak
menginginkan menjadi mahasiswa selamanya bukan? Kesarjanaan muncul sebagai
indikator kesuksesan pasca kuliah dalam menyelesaikan jejalan tugas, materi dan
praktikum yang diamanahkan ke punggung tiap-tiap makhluk yang berstatus sebagai
mahasiswa, Kesarjanaan merupakan parameter kebahagian bagi orang tua yang
mengharapkan identitas bernilai prestise ini melekat pada keturunan darah
dagingnya, Kesarjanaan sebagai suatu kebahagian yang tersimbolkan pada lembaran
ijazah , transkrip nilai , dan penambahan penulisan gelar dibelakang nama
sebagai bukti kerja keras selama 4 tahun didunia yang kental akan budaya
ilmiah..
Namun
kelulusan ini pun menorehkan kekhawatiran yang amat ditakutkan. Memunculkan
kegalauan jika ternyata lulusan sarjana hanya mampu menambah daftar antrian
pencari lowongan kerja , hanya mampu menyesakkan lapangan kerja yang semakin
sulit dicari. Kegelisahan melanda jika disiplin ilmu yang telah ditekuni selama
4 tahun sama sekali tidak memberikan kontribusi nyata dalam dunia kerja.
Rasanya senyuman orang tua yang begitu mengharap anaknya dapat segera hidup
mandiri setelah kelulusan hanyalah kesemuan belaka. Kegagahan dan kepercayaan
akan kemampuan dan bekal diri yang diperoleh dibangku perkuliahan untuk membahagiakan
orang – orang tercinta hanya terpatri tatkala desahan napas masih berkutat
dalam zona kampus, namun disaat dunia kerja nyata tertapaki segalanya terlihat
begitu berbeda.
Lalu
hal apa yang mungkin luput dari pertimbangan disaat perjuangan didunia kampus
masih dijalani ? bagian mana yang mungkin terlewatkan dalam menjelajahi
perjalanan pencarian ilmu diatmosfir kampus ?Satu hal yang patut digaris bawahi
tersebut adalah rasa syukur. Kadang kita melupakan bahwa salah satu wujud rasa
syukur kita terhadap sang Illahi Rabbi atas segala nikmat yang ada adalah
dengan tidak menyianyiakan kesempatan yang diberikan dan senantiasa
memanfaatkan setiap kesempatan tersebut dengan sebaik – baiknya. Penyadaran
diri bahwa perkuliahan adalah amanah mulia dari Nya inilah yang sering
terabaikan. Sehingga tidak maksimal dalam menapaki perjalanannya, tidak
memberikan yang terbaik dalam setiap perbuatan yang kita jalani selama
mengenyam bangku perkuliahan. Tujuan akhir hanyalah sekedar terfokuskan pada
gelar sarjana semata bukan pada amal pembekalan ilmu agar tercapai ridho
Illahi. Astagfirullahaladzim.
Perkuliahan
patut disyukuri kehadirannya karena tidak semua orang berkesempatan untuk
menikmatinya, tidak semua orang dipercayakan untuk menjajaki penelusuran ilmu
dalam institusi yang ternyata membutuhkan dana yang sangat mahal ini.
Perkuliahan bukanlah ajang persaingan prestise seperti yang terjadi kini,
mahasiswa dengan begitu bangganya mengagungkan kekayaan harta ditengah-tengah
keprihatinan ekonomi bangsa, sehingga tak sungkan-sungkan untuk mengadakan
kegiatan hura-hura dengan pembiayaan yang melambung tinggi disaat daya beli
masyarakat justru jatuh tiarap, menurun begitu ekstrim. Mahasiswa terlalu
memaksakan diri agar tampil modis dengan mengandalkan pakaian, sepatu dan
aksesoris yang bermerek, terdoktrin oleh pemujaan akan penampilan fisik,
terjajah oleh pemikiran hedonisme. walaupun harus merogoh isi kantong luar
biasa besar. Perkuliahan akhirnya hanya menjadi sarana kebanggaan harta
kekayaan orang tua, hanya dijadikan sebagai topeng menutupi
ketidakberdayaannya .
Perkuliahan
adalah suatu persaingan prestasi. Didalamnya tersebar kesempatan untuk
mengembangkan potensi diri dengan perluasan ilmu dan pengalaman, terpatri
budaya ilmiah yang mungkin sulit ditemukan diluar komunitas kampus, didalamnya
terdapat pembelajaran yang tak sekedar bersifat akademik, namun lebih dari itu.
Pembelajaran
kemandirian dalam mengelola suatu usaha bukanlah hal yang mustahil untuk
diwujudkan didunia kampus. Kampus dapat menjadi sarana potensial membangun
jalinan kerja sama diantara rekan seperjuangan. Bersama menapaki kelelahan demi
pengembangan suatu usaha adalah action konkrit untuk menghempaskan kekhawatiran
menjadi pengangguran pasca kuliah, mengelakkan perasaan malu menjadi sarjana
basi tanpa kerjaan yang pasti diakhir perkuliahan nanti. Kegigihan dalam
menciptakan peluang bisnis sebelum kelulusan terjadi, setidaknya menghadirkan
kemungkinan terkuranginya desakan para pencari kerja diluar sana. Jika kita
menolak selamanya sebagai robot–robot cetakan budaya yang harus selalu siap
disuruh maka sebelum wisuda menyapa...akan kian kerasnya berusaha menciptakan
lapangan pekerjaan minimal untuk diri pribadi. Jika kita enggan selamanya untuk
terkekang dalam keterikatan sistem yang telah ada maka semangat membangun jiwa
entrepreunership seharusnya telah terbakar sebelum toga bertahta.... .
Dakwah
kampus merupakan salah satu oase pengabdian seorang mahasiswa terhadap sang
khalik, terlepas dari keterikatannya dalam kepengurusan suatu lembaga dakwah
kampus atau tidak, karena dakwah adalah pilihan bagi siapapun yang ingin
menapaki cintaNya. Dakwah
merupakan perjalanan tarbiyah seorang hamba Allah yang terus menebarkan
kebaikan dimana pun ia berada. Hanya saja langkah –langkah dan strategi dalam
berdakwah semakin terkukuhkan dalam lembaga dakwah kampus yang notabene adalah
zona kondusif yang sarat ilmu dan budaya ilmiah. Dakwah kampus merupakan batu
loncatan menuju dakwah profesi. Lalu sudah seberapa jauhkah kesiapan baik diri
maupun kondisi dakwah kampus untuk dapat ditinggalkan menuju dakwah profesi.
seberapa siap diri kita dalam menghadapi arus diluar sana yang alirannya
bukanlah sederas arus sungai lagi namun gelombang lautan yang akan kita hadapi,
sudah seberapa dalam proses tarbiyah melekat dalam pribadi ? kelesuan dakwah
kampus menjadi indikator begitu lemahnya tarbiyah yang tertanam dalam diri.
Rasanya tak mungkin meninggalkan kondisi kampus yang kering kerontang,yang
dahaga akan penyiraman semangat rukhiyah.
Mungkin para aktivis terlenakan dengan
target akademik, target pemenuhan materi, target lain yang terselubung dalam
keegoisan.
Sebelum
wisuda menyapa
berikan upaya yang terbaik , karya terbaik dan kesinergian antara hati, pikiran
dan tenaga yang terbaik, karena kekuatan dakwah tak akan pernah hadir hanya
dengan mengandalkan sisa –sisa pemikiran, materi dan tenaga.
Sebelum Toga bertahta
Biarkan peluh keringat memainkan perannya dalam menjejaki keseharian hidup
dijalan dakwah kampus , biarkan tubuh terus memproduksi asam laktat sebagai
indikator kelelahan demi kebangkitan semangat rukhiyah dakwah kampus
Sebelum
Dakwah Profesi Meminta
Teruskan perjuangan otak agar semakin jitu mengatur strategi dalam merencanakan
keberhasilan dakwah kampus, Teruskan perjuangan kesucian hati agar kian
menciptakan keikhlasan sepenuhnya demi merasakan betapa manisnya berjuang
dijalan Allahu Rabbi.
Inilah
justru yang dikhendaki oleh Al Islam, yang telah dicontohkan Rasulullah SAW
yang mulia, para sahabatnya yang terhormat, dan orang-orang shaleh sesudahnya.
Berikanlah yang terbaik untuk setiap amal perbuatan, karena kita tercipta
sebagai umat terbaik..... .
Wallahualam
bishawab[/size]
Mon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana
» update forum 2
Wed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin
» Resep Kue Pernikahan
Sat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah
» Hidup Tak Kenal Kompromi
Sat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah
» Rumah Dunia VS Akhirat
Sun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah
» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
Sat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah
» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
Tue May 10, 2011 8:16 pm by kholis
» tok tok tok...!
Mon May 09, 2011 7:43 pm by santii
» catatan da'wah
Sat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya