Vitamin penambah daya tahan diri bagi para 'high quality jomblo'..
..Bersabarlah; jika tidak bersegeralah.
Pemuda itu menangis tersedu-sedu di samping mihrab mesjid. Mushaf ia dekap
erat-kuat ke dadanya. Sesekali ia me-lap air mata yang meleleh. Ia merasa
begitu rapuh dan lemah. Begitu tak berdaya menghadapi seorang wanita. Ia telah
tergila-gila pada wanita itu. Senyuman wanita itu bagai purnama di gelap gulita
malam. Suara wanita itu laksana nyanyian bidadari yang merasuk ke pori-pori
jiwanya.
Ia menangisi dirinya yang tak lagi bisa merasakan nikmatnya berzikir. Menangisi
hatinya yang tak lagi bisa khusyuk dalam shalat. Menangisi pikirannya yang
selalu membawanya terbang ke wanita itu. Oh, sungguh hebat deritanya. Dulu ia
begitu kokoh dan teguh. Orang-orang menganggapnya seorang laki-laki yang punya
prinsip dan berkarakter. Apalagi saat orang-orang tahu dia begitu mampu menjaga
hubungan dengan wanita, popularitas keshalehannnya semakin dikenal dan menjadi
buah bibir.
Itu dulu, namun kini ia begitu tak berdaya dan rapuh. Wanita itu betul-betul
telah membuatnya terpikat. Seorang wanita yang dalam pandangannya begitu anggun
dan sempurna. Cantik, manis, cerdas, hafal al-Qur`an, sopan dan lembut dan
lain-lainya. Seorang wanita yang menurutnya layak dijadikan pasangan hidup
menuju sorga. Seorang wanita yang semua kriteria calon istri dambaan ia temukan
pada dirinya.
Hampir tiap malam ia menangis. Jika dulu, ia menangis di kegelapan malam karena
dimabuk rindu pada Sang Pencipta, kini ia menangis karena dimabuk rindu pada
makhluk-Nya. Apakah Allah tengah menguji dirinya. Apakah Allah tengah menguji
kejujuran cintanya. Ataukah memang sudah waktunya ia menikah.
Ia teringat dengan pesan-pesan Ustadznya sebelum berangkat ke Mesir dulu,
pesan-pesan yang masih terekam kuat dalam memorinya.
"Anakku, ketahuilah dalam perjalanmu menuntut ilmu nanti, kamu akan diuji
dengan banyak hal, dengan kesusahan hidup, kesulitan biaya, lingkungan,
kawan-kawan, dan lainnya. Teguhkan selalu niat di hatimu dan mintalah
pertolongan pada Allah setiap waktu. Dan ingatlah, ujian terberat yang akan
kamu hadapi nanti adalah wanita, maka berhati-hatilah menghadapi wanita. Jangan
pernah mengikuti ajakan nafsu yang menyesatkan. "
"Anakku, berpacaran yang saat ini banyak digandrungi anak-anak muda adalah
sikap laki-laki bermental kerupuk dan pecundang dan tipe wanita yang tak punya
harga diri, menjalin hubungan secara syar`i dan menikahi dengan cara-cara yang
baik, itulah akhlak seorang laki-laki yang didamba dan sikap seorang wanita
calon penghuni sorga. Bila godaan itu terasa berat bagimu, berpuasa tak sanggup
mengobatimu, maka menikahlah, insya Allah itu lebih berkah dan mengantarkan
pada kebaikan."
"Anakku, jika kamu mengira berpacaran itu adalah jalan menuju pernikahan,
maka engkau telah tertipu oleh nafsumu. Engkau telah termakan bujuk rayu setan
durjana. Apakah engkau mau memetik buah dari pohon sebelum waktunya? Apakah
engkau mau membeli barang yang telah usang dan pernah dipakai orang?"
"Anakku, janganlah engkau mengira, pacaran yang Ustadz maksud bertemu dan
jalan berdua-duan semata, tapi jagalah matamu, pendengaranmu, hatimu dan
pikiranmu. Janganlah menjadi pemuda yang lemah. Ingatlah, engkau adalah
pemimpin, jangan biarkan hawa nafsu yang memimpinmu."
"Jika suatu saat nanti, dorongan untuk menikah begitu kuat dan menyesak di
dadamu, engkau merasa telah siap, namun orang tua belum merestui dan ada jalan
lain yang menghambat. Ustadz sarankan, bersabarlah, bersabarlah, dan
bersabarlah. Sembari terus mencoba dan berdoa tiada henti pada Allah.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan ketahuilah, orang-orang
yang sabar akan mendapatkan pahala yang berlipat, dan orang-orang sabar akan
memetik mutiara iman yang begitu banyak dalam kesabarannya itu. Dan yakinlah
sesungguhnya bersama satu kesulitan ada banyak kemudahan."
"Anakku, jangalah engkau tergoda oleh nafsumu, janganlah engkau tertipu
dengan bisikan musuhmu, setan durjana. Mungkin Allah tengah mengujimu, dan
menyiapkan untukmu hadiah yang indah. Maka selalulah berbaik sangka pada
Allah."
Nasehat-nasehat berharga itu begitu mampu menjadi penawar bagi hatinya yang
gelisah. Tapi, itu hanya bertahan sebentar, ledakan perasaannya pada wanita itu
ternyata lebih dahsyat dan meluap-luap. Pesan-pesan itu hanya bertahan sesaat,
lalu ketika desakan perasaan itu kembali merasuki jiwa, ia menjadi begitu rapuh
dan lemah.
Sampai pada akhirnya ia menelpon Ustadznya di Indonesia. Ia menceritakan
kegelisahan hatinya, keresahan jiwa, dan gejolak rasa yang selalu menyesak di
dadanya. Ustadznya berpesan kembali,
"Anakku, Ustadz bisa memahami keadaanmu, barangkali sudah waktunya bagimu
untuk menggenapkan setengah agamamu. Ustadz sarankan lakukanlah shalat
istikharah, jika engkau menemukan ada tanda-tanda ke arah sana , maka lakukanlah shalat hajat
sebanyak-banyaknya, insya Allah, mudah-mudahan dengan cara demikian Allah
membuka jalan untukmu. Mintalah pada Allah dengan air mata penuh harap,
menangislah sejadi-jadinya di hadapan Allah. Yakinlah, Allah tidak akan
menyia-nyiakan hamba-Nya."
Satu tahun kemudian, sesudah kesabaran yang panjang, setelah menyelesaikan
hafalan al-Qur`annya, ia pun menggenapkan setengah agamanya di penghujung bulan
Juni 2010. Ia sangat bahagia. Kebahagiaan yang tak bisa dilukiskan dengan
kata-kata. Ia telah menikah dengan wanita dambaannya, seorang wanita sorga yang
Allah hadirkan ke bumi untuknya. Allah telah memilihkan untuknya seorang pendamping
hidup yang mecintai Allah dan dirinya dengan sepenuh jiwa dan raga.
Tak sia-sia selama ini ia menjaga dirinya dari tergelincir pada perbuatan yang
haram. Ia sampaikan kerinduannya terhadap wanita itu pada Allah setiap malam,
ia titipkan penjagaan untuk wanita itu pada Allah setiap saat. Ia hantarkan
doa-doa penuh ketulusan untuk kebaikan dan keselamatan wanita itu selama ini.
Dan kini, Allah mengizinkannya untuk memetik buah kesabarannya selama ini.
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan hamba yang berserah diri pada-Nya.
sumber: www.eramuslim.com
..Bersabarlah; jika tidak bersegeralah.
Pemuda itu menangis tersedu-sedu di samping mihrab mesjid. Mushaf ia dekap
erat-kuat ke dadanya. Sesekali ia me-lap air mata yang meleleh. Ia merasa
begitu rapuh dan lemah. Begitu tak berdaya menghadapi seorang wanita. Ia telah
tergila-gila pada wanita itu. Senyuman wanita itu bagai purnama di gelap gulita
malam. Suara wanita itu laksana nyanyian bidadari yang merasuk ke pori-pori
jiwanya.
Ia menangisi dirinya yang tak lagi bisa merasakan nikmatnya berzikir. Menangisi
hatinya yang tak lagi bisa khusyuk dalam shalat. Menangisi pikirannya yang
selalu membawanya terbang ke wanita itu. Oh, sungguh hebat deritanya. Dulu ia
begitu kokoh dan teguh. Orang-orang menganggapnya seorang laki-laki yang punya
prinsip dan berkarakter. Apalagi saat orang-orang tahu dia begitu mampu menjaga
hubungan dengan wanita, popularitas keshalehannnya semakin dikenal dan menjadi
buah bibir.
Itu dulu, namun kini ia begitu tak berdaya dan rapuh. Wanita itu betul-betul
telah membuatnya terpikat. Seorang wanita yang dalam pandangannya begitu anggun
dan sempurna. Cantik, manis, cerdas, hafal al-Qur`an, sopan dan lembut dan
lain-lainya. Seorang wanita yang menurutnya layak dijadikan pasangan hidup
menuju sorga. Seorang wanita yang semua kriteria calon istri dambaan ia temukan
pada dirinya.
Hampir tiap malam ia menangis. Jika dulu, ia menangis di kegelapan malam karena
dimabuk rindu pada Sang Pencipta, kini ia menangis karena dimabuk rindu pada
makhluk-Nya. Apakah Allah tengah menguji dirinya. Apakah Allah tengah menguji
kejujuran cintanya. Ataukah memang sudah waktunya ia menikah.
Ia teringat dengan pesan-pesan Ustadznya sebelum berangkat ke Mesir dulu,
pesan-pesan yang masih terekam kuat dalam memorinya.
"Anakku, ketahuilah dalam perjalanmu menuntut ilmu nanti, kamu akan diuji
dengan banyak hal, dengan kesusahan hidup, kesulitan biaya, lingkungan,
kawan-kawan, dan lainnya. Teguhkan selalu niat di hatimu dan mintalah
pertolongan pada Allah setiap waktu. Dan ingatlah, ujian terberat yang akan
kamu hadapi nanti adalah wanita, maka berhati-hatilah menghadapi wanita. Jangan
pernah mengikuti ajakan nafsu yang menyesatkan. "
"Anakku, berpacaran yang saat ini banyak digandrungi anak-anak muda adalah
sikap laki-laki bermental kerupuk dan pecundang dan tipe wanita yang tak punya
harga diri, menjalin hubungan secara syar`i dan menikahi dengan cara-cara yang
baik, itulah akhlak seorang laki-laki yang didamba dan sikap seorang wanita
calon penghuni sorga. Bila godaan itu terasa berat bagimu, berpuasa tak sanggup
mengobatimu, maka menikahlah, insya Allah itu lebih berkah dan mengantarkan
pada kebaikan."
"Anakku, jika kamu mengira berpacaran itu adalah jalan menuju pernikahan,
maka engkau telah tertipu oleh nafsumu. Engkau telah termakan bujuk rayu setan
durjana. Apakah engkau mau memetik buah dari pohon sebelum waktunya? Apakah
engkau mau membeli barang yang telah usang dan pernah dipakai orang?"
"Anakku, janganlah engkau mengira, pacaran yang Ustadz maksud bertemu dan
jalan berdua-duan semata, tapi jagalah matamu, pendengaranmu, hatimu dan
pikiranmu. Janganlah menjadi pemuda yang lemah. Ingatlah, engkau adalah
pemimpin, jangan biarkan hawa nafsu yang memimpinmu."
"Jika suatu saat nanti, dorongan untuk menikah begitu kuat dan menyesak di
dadamu, engkau merasa telah siap, namun orang tua belum merestui dan ada jalan
lain yang menghambat. Ustadz sarankan, bersabarlah, bersabarlah, dan
bersabarlah. Sembari terus mencoba dan berdoa tiada henti pada Allah.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan ketahuilah, orang-orang
yang sabar akan mendapatkan pahala yang berlipat, dan orang-orang sabar akan
memetik mutiara iman yang begitu banyak dalam kesabarannya itu. Dan yakinlah
sesungguhnya bersama satu kesulitan ada banyak kemudahan."
"Anakku, jangalah engkau tergoda oleh nafsumu, janganlah engkau tertipu
dengan bisikan musuhmu, setan durjana. Mungkin Allah tengah mengujimu, dan
menyiapkan untukmu hadiah yang indah. Maka selalulah berbaik sangka pada
Allah."
Nasehat-nasehat berharga itu begitu mampu menjadi penawar bagi hatinya yang
gelisah. Tapi, itu hanya bertahan sebentar, ledakan perasaannya pada wanita itu
ternyata lebih dahsyat dan meluap-luap. Pesan-pesan itu hanya bertahan sesaat,
lalu ketika desakan perasaan itu kembali merasuki jiwa, ia menjadi begitu rapuh
dan lemah.
Sampai pada akhirnya ia menelpon Ustadznya di Indonesia. Ia menceritakan
kegelisahan hatinya, keresahan jiwa, dan gejolak rasa yang selalu menyesak di
dadanya. Ustadznya berpesan kembali,
"Anakku, Ustadz bisa memahami keadaanmu, barangkali sudah waktunya bagimu
untuk menggenapkan setengah agamamu. Ustadz sarankan lakukanlah shalat
istikharah, jika engkau menemukan ada tanda-tanda ke arah sana , maka lakukanlah shalat hajat
sebanyak-banyaknya, insya Allah, mudah-mudahan dengan cara demikian Allah
membuka jalan untukmu. Mintalah pada Allah dengan air mata penuh harap,
menangislah sejadi-jadinya di hadapan Allah. Yakinlah, Allah tidak akan
menyia-nyiakan hamba-Nya."
Satu tahun kemudian, sesudah kesabaran yang panjang, setelah menyelesaikan
hafalan al-Qur`annya, ia pun menggenapkan setengah agamanya di penghujung bulan
Juni 2010. Ia sangat bahagia. Kebahagiaan yang tak bisa dilukiskan dengan
kata-kata. Ia telah menikah dengan wanita dambaannya, seorang wanita sorga yang
Allah hadirkan ke bumi untuknya. Allah telah memilihkan untuknya seorang pendamping
hidup yang mecintai Allah dan dirinya dengan sepenuh jiwa dan raga.
Tak sia-sia selama ini ia menjaga dirinya dari tergelincir pada perbuatan yang
haram. Ia sampaikan kerinduannya terhadap wanita itu pada Allah setiap malam,
ia titipkan penjagaan untuk wanita itu pada Allah setiap saat. Ia hantarkan
doa-doa penuh ketulusan untuk kebaikan dan keselamatan wanita itu selama ini.
Dan kini, Allah mengizinkannya untuk memetik buah kesabarannya selama ini.
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan hamba yang berserah diri pada-Nya.
sumber: www.eramuslim.com
Mon Oct 24, 2011 5:09 am by raden galuh agung permana
» update forum 2
Wed Sep 14, 2011 10:00 am by Admin
» Resep Kue Pernikahan
Sat Jun 04, 2011 12:42 pm by aisyah salimah
» Hidup Tak Kenal Kompromi
Sat Jun 04, 2011 11:54 am by aisyah salimah
» Rumah Dunia VS Akhirat
Sun May 22, 2011 11:59 pm by aisyah salimah
» Selamat Jalan Ibunda Tercinta
Sat May 21, 2011 3:48 pm by aisyah salimah
» Cara Youtube tanpa buffer tanpa software
Tue May 10, 2011 8:16 pm by kholis
» tok tok tok...!
Mon May 09, 2011 7:43 pm by santii
» catatan da'wah
Sat May 07, 2011 10:08 pm by nadiachya